KPU & Bawaslu Masuk ke Kelas: Menyapa Para Pemilih Muda yang Akan Menentukan Arah Pemilu 2029

oleh -79 Dilihat
oleh
Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Kota Bekasi, Jhonny Sitorus menyampaikan bahwa siswa kelas 9 SMP pada saat Pemilu 2029 sebagian besar telah memasuki usia 17 tahun dan menjadi pemilih pemula, terutama dari kalangan Generasi Z yang jumlahnya dominan dalam daftar pemilih. (ist)

BEKASIPEDIA.com | KOTA BEKASI – Suasana kelas di SMP Negeri 3 Bekasi Timur tampak berbeda pada Selasa pagi itu. Alih-alih memulai pelajaran seperti biasa, para siswa kelas 9 duduk menyimak penjelasan tentang sesuatu yang mungkin terasa jauh dari kehidupan remaja: demokrasi, pemilu, dan pentingnya suara mereka.

Namun Jhonny Sitorus, Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Kota Bekasi, punya cara sendiri untuk mendekatkan topik itu kepada mereka. Dengan bahasa ringan, ia menjelaskan bagaimana suara anak muda bisa menentukan arah negeri ini.

“Sebagian besar dari kalian nanti berusia 17 tahun saat Pemilu 2029. Kalian adalah generasi yang jumlahnya paling besar dalam daftar pemilih,” tutur Jhonny di hadapan puluhan siswa.

“Karena itu, penting memahami demokrasi sejak sekarang.”

Roadshow yang digelar KPU dan Bawaslu Kota Bekasi ini memang menyasar sekolah menengah pertama—tingkat pendidikan yang selama ini jarang menjadi lokasi sosialisasi pemilu. Namun bagi para penyelenggara pemilu, justru di usia inilah kesadaran bisa mulai tumbuh.

Menurut Jhonny, pendidikan politik untuk remaja SMP membutuhkan pendekatan berbeda. Mereka tidak hanya diajak memahami soal pemilu, tetapi juga tentang kepedulian pada lingkungan, hingga pentingnya mematuhi aturan lalu lintas.

“Bahasanya harus sederhana, relevan, dan dekat dengan keseharian mereka,” ujarnya.

Di tengah sesi, sebagian siswa tampak mengangguk, ada yang mencatat, dan beberapa mengacungkan tangan untuk bertanya. Suasana interaktif itu menjadi bukti bahwa topik politik tidak selalu kaku bagi remaja—asal disampaikan dengan cara yang tepat.

Sementara itu Anggota KPU Kota Bekasi, Afif Fauzi, yang turut hadir, menegaskan bahwa upaya seperti ini merupakan bagian dari komitmen meningkatkan partisipasi pemilih muda.

Ia menyadari, ancaman golput di kalangan Gen Z bukan sekadar isu kecil.

“Menumbuhkan kesadaran politik adalah tugas bersama. Sekolah, penyelenggara pemilu, hingga masyarakat harus ikut merawat demokrasi,” kata Afif.

Ia berharap langkah-langkah kecil seperti memasuki ruang kelas ini dapat mengubah cara remaja memandang pemilu.

Dari satu kelas ke kelas lainnya, roadshow ini terus bergerak. Para penyelenggara pemilu berharap, ketika 2029 tiba, para remaja yang hari ini duduk di bangku SMP akan menjadi pemilih yang lebih percaya diri—dan lebih sadar bahwa suaranya berarti. (pede)