Dr Lestari: Batik Bekasi akan Semakin Kuat dalam Pemahaman Masyarakat

oleh -920 Dilihat
oleh
London School of Public Relation (LSPR) menggelar workshop penyusunan buku tentang Komunikasi Budaya dan Digital Batik Bekasi yang berlangsung di Hotel Santika, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Senin (13/11/2023). (ist)

BEKASI SELATAN, BEKASIPEDIA.com – London School of Public Relation (LSPR) menggelar workshop penyusunan buku tentang Komunikasi Budaya dan Digital Batik Bekasi yang berlangsung di Hotel Santika, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Senin (13/11/2023).

Dalam workshop tersebut sebagai pembicara diantaranya yakni Dr. Ir. Indra Thajani sebagai Pakar Warisan Budaya, Maja Yusirwan yang dikenal Ki Maja sebagai Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bekasi, Wakil Rektor IV Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, Dr Lestari Nurhajati serta dipandu moderator (Ketua Kombas) Barito Hakim Putra.

Menurut Wakil Rektor IV Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, Dr Lestari Nurhajati menjelaskan, workshop penyusunan Buku Komunikasi Budaya dan Digital Batik Bekasi ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan LSPR Innovation Summit 2023.

“Dukungan Dikti diterima untuk mengembangkan UMKM, khususnya dalam pengembangan Batik Bekasi,” kata Dr Lestari kepada awak media, Senin (13/11/2023).

Dr Lestari mengatakan, pihaknya dengan tiga kampus di Jakarta, Bekasi, dan Bali, terlibat dalam pengembangan Batik Bekasi.

“Proyek ini melibatkan 20 mahasiswa,10 dosen, dan pembatik untuk memahami sejarah, pekem, dan model Batik Bekasi,” ungkapnya.

Dr Lestari menambahkan, dalam buku yang direncanakan nantinya akan dibahas sejarah Batik Bekasi, proses Batik jilid dua, peran Batik Bekasi, dan digitalisasi Batik Bekasi dalam pemasaran melalui media sosial dan website.

“Kami berharap buku ini mendapatkan dukungan luas, tidak hanya dari kampus dan LSPR, tetapi juga dari pemerintah dan komunitas pembatik,” ujarnya.

LSPR akan menyampaikan penyusunan buku dengan elemen komunikasi budaya tentang Batik Bekasi.

Peran teknologi digital juga akan ditekankan, dengan pembuatan website untuk dua Koperasi Batik yang didukung oleh Dikti, yaitu Kombas di Kota Bekasi dan Sebatik di kabupaten Bekasi.

Namun demikian, harapan Dr Lestari setelah workshop ini, Batik Bekasi akan semakin kuat dalam pemahaman masyarakat.

“Meskipun historisnya relatif baru dibandingkan dengan batik dari daerah lain, seperti Jakarta, Tangerang, Garut, Bandung, dan Cirebon, kami optimis bahwa Batik Bekasi akan dikenal luas, dari tingkat nasional hingga internasional,” pungkasnya. (rls/pede)