Disparbud Kota Bekasi Minta Kreator Siapkan Batik untuk Kaum Milenial

oleh -137 Dilihat
oleh
Batik Bekasi. (ist)

BEKASI SELATAN, BEKASIPEDIA.com – Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kota Bekasi meminta agar para pengusaha dan kreator Batik di Kota Bekasi, menyiapkan batik hasil produksi bagi kaum milenial. Tujuannya tidak lain dalam rangka pelestarian batik asli Bekasi. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Parbud Kota Bekasi, Tedi Hafni Tresnadi, seperti dilansir dari media lokal Senin (10/9/2019).

Menurut Tedi, permintaan itu disampaikannya kepada para pengusaha batik dan kreator yang ada di Kota Bekasi dalam diskusi yang digelar, di ruang rapat Disparbud, baru-baru ini.

Program pelestarian Batik Bekasi juga, kata Tedi, selain menggelar diskusi, pihaknya juga meminta kepada para pengusaha tempat hiburan agar dapat membantu program pemerintah setempat, dalam bentuk penggunaan Batik dua kali satu bulan bagi pegawai receptionist.

Tedi Hafni menambahkan, dalam diskusi yang juga dihadiri sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) lain dan Tim Wali Kota untuk Percepatan Penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan (TWUP4) itu, pihaknya mendorong agar para pengusaha Batik dan kreator dapat lebih meningkatkan kualitas dari hasil produksinya.

Namun begitu, sambungnya, pihaknya juga memberikan batasan kepada para pengusaha dan kreator dengan tujuan Batik asli Bekasi memiliki ciri khas. Sehingga tidak bisa diklaim daerah lain.

“Intinya kesimpulan dari kegiatan yang digelar yakni, kita meminta agar ada batasan,” terang Tedi.

Batasan yang dimaksud menurut Tedi, yakni dengan menonjolkan sejumlah ciri dari Bekasi, seperti Bambu, Lele, bangunan monumen dan historis.

Itu, kata Tedi harus ada, sehingga tidak bisa diklaim. Sedang untuk corak terserah pengusaha serta kreator. Yang pasti sesuai dengan batasan yang kita sampaikan.

Selain itu lanjut lelaki berpostur tinggi itu, Batik juga harus memiliki seni tinggi dengan mengikuti perkembangan saat ini.

“Yang jelas, kita menekankan agar batik asli Bekasi itu tidak saja dicintai, tapi juga dipakai,” paparnya. (*)