PLTSA ( Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ) Bantargebang Mulai Beroperasi

oleh -370 Dilihat
oleh
PLTSa adalah membuat kota menjadi bebas dari polusi, bau, dan tumpukan sampah (Ils)

BEKASI SELATAN, bekasipedia.com – Jumlah sampah yang setiap hari kita hasilkan baik dari rumah tangga ataupun dari limbah pabrik tidak diimbangi dengan pengolahan sampah yang terpadu sehingga membuat sampah menggunung.

Hal ini telah banyak menimbulkan dampak negatif mulai dari pemandangan yang tidak indah dipandang mata, pencemaran sungai, bau yang menyekat dari tumpukan sampah-sampah hingga banjir yang terjadi tiap tahun.
Bayangkan bila sampah ini dapat dikelola dengan baik tidak hanya lingkungan kita yang bersih dan sehat bahkan sampah dapat mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Hal senada juga dikatakan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir saat meresmikan proyek percontohan pengolahan sampah proses termal Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Senin (25/3/2019).

Ia menegaskan dihadapan para undangan bahwa sampah saat ini juga sudah menjadi persoalan yang harus segera ditangani. Dengan hadirnya pilot project pembangkit listrik tenaga Bantargebang ini diharapkan dapat meminimalisir persoalan sampah di setiap-setiap daerah.

PLTSa Bantargebang ini diharapkan mampu menjadi sebuah percontohan bagi kota-kota lain. Dengan kapasitas pengolahan sampah PLTSa mencapai 100 ton per hari mampu menghasilkan listrik sebagai bonus sebanyak 700 kilowatt hour.

Tampak hadir selain Mohammad Nasir tampak Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan dalam acara tersebut.

Hammam Riza Kepala BPPT mengatakan proses pembangunan pilot project ini hanya berlangsung dalam waktu cepat yakni satu tahun, dan merupakan PLTSa pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi termal yang sudah proven.

Pilot project PLTSa pula, lanjutnya menjadi sarana riset dalam pengelolaan sampah, khususnya secara thermal. Hal ini dibutuhkan guna pengembangan desain peralatan yang tepat dengan komponen lokal yang tinggi, mempelajari sistem operasional yang tepat, dan juga dapat menghitung tipping fee, biaya operasional dan biaya lain yang lebih tepat.

“Pilot project ini merupakan hasil kajian desain Tim BPPT, Saat ini plant masih dalam kondisi commissioning, ada memang beberapa komponen atau proses yang perlu disempurnakan untuk PLTSa ini. Kita berharap dengan beroperasinya PLTSa ini, dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah tentang PLTSa, baik dalam hal teknologi maupun kebijakan,” Pungkasnya (*)