BOGOR, BEKASIPEDIA.com – Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Bima Arya meminta seluruh rumah sakit rujukan pasien virus corona di Kota Bogor untuk menaikkan jumlah ruang perawatan khusus Covid-19 di atas 30-35% dari total kamar tidur rumah sakit.
Bima menyebut, angka Covid-19di Kota Bogor menunjukkan satu fase yang betul-betul memerlukan kerja lebih keras dari semua pihak. Lonjakan kasus Covid-19 begitu nyata. “Saya garis bawahi, selain konversi tempat tidur, rumah sakit dihimbau untuk menyampaikan laporan secara riil time. Target kita satu yaitu menambah fasilitas tempat tidur di rumah sakit sebesar 30-35 persen dan kedua tempat isolasi,” katanya Senin (21/6/2021) kemarin.
Wali Kota Bogor ini menjelaskan, terkait penggunaan Rumah Sakit Lapangan (RSL) masih dikaji. Sebab, ada aturan yang harus dipatuhi.
Saat ini kata dia, angka Bed Occupancy Rate (BOR) di Kota Bogor sudah mencapai 77,6 persen. Padahal dua pekan lalu masih dibawah 20 persen. Artinya, lanjut Bima, jika tidak melakukan apa-apa, maka dalam waktu satu hingga dua pekan tingkat keterisian tempat tidur akan penuh.
Selain menambah ketersediaan tempat tidur sebesar 30 -35 persen, Pemkot Bogor akan menambah tempat isolasi untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) di Pusat Isolasi BPKP Ciawi.
Ke depan ada fasilitas isolasi ini akan terus ditambah, sehingga bagi pasien dengan gejala sedang dan berat bisa difokuskan di rumah sakit.
Kepada semua Bima Arya meminta untuk bergerak cepat. Pasalnya, kebutuhannya benar-benar mendesak dan untuk Dinas Kesehatan (Dinkes) diminta untuk melakukan pembenahan dan pengaturan sistem rujukannya. Agar pasien dapat dirujuk secara merata sehingga tidak menumpuk di satu atau dua rumah sakit. “Kita berlomba dengan waktu jangan sampai lonjakan yang ada tidak bisa diantisipasi,” ungkapnya. (brc/jek)