Musim Kemarau Bikin Kali Bekasi Kering, Produksi Air Bersih PDAM Berkurang

oleh -800 Dilihat
oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot, Kota Bekasi, Jawa Barat. (*)

BEKASI SELATAN, BEKASIPEDIA.com – Kekeringan yang melanda Kali Bekasi sejak beberapa bulan ini berdampak terhadap penurunan produksi air bersih kepada pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot, Kota Bekasi, Jawa Barat. Normalnya, PDAM milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi ini memproduksi air bersih 500 liter per detik, namun dampak kekeringan tersebut berimbas menjadi 420 liter per detik, dengan jumlah 31.000 sam‎bungan pelanggan (SL).

“‎Normalnya, produksi air baku 490-500 liter per detik, menurun menjadi 420 liter per detik,” ujar Kasubag Humas PDAM Tirta Patriot, Uci Indrawijaya, seperti dilansir Sabtu (10/8/2019).

Dia menjelaskan, penunuran produksi air bersih disebabkan karena menurunnya kualitas air baku‎ di Kali Bekasi. Selain karena debit Kali Bekasi yang menurun drastis, juga karena pencemaran limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

“Penurunan air baku terjadi pada pertengahan Juli ini, dampak dari musim kemarau dan pencemaran limbah berat,” jelasnya.

Kali Bekasi yang hulunya berada di Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi, berkaitan langsung kualitas air di kedua sungai tersebut. Terutama, di Sungai Cileungsi, ‎dampak pembuangan limbah berbahaya mempengaruhi kualitas air baku Kali Bekasi. Bahkan, kerap terjadi busa (buih) di sekitar Bendung Kali Bekasi, karena limbah salah satu pabrik keramik di Cileungsi.
“Busa di Kali Bekasi terjadi akibat turbulensi air kali yang jatuh. Busa sudah diselidiki dari pabrik pembuat keramik di Cileungsi,” katanya.

Kondisi seperti ini membuat PDAM ‎Tirta Patriot melakukan berbagai siasat agar pelayanan terhadap pelanggan air bersih, tetap berjalan. Air bersih yang masuk ke rumah-rumah warga, tidak sampai mati alias tetap mengucur walaupun dengan debit sedikit berkurang.

PDAM berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta (PJT) II ‎untuk melakukan buka-tutup Bendung Nowo dan Bendung Palanta.

Bendung Nowo mengalirkan air baku dari Kali Bekasi. Sedangkan, Bendung Palanta mengalirkan air baku dari Kalimalang, yang terbebas dari pencemaran limbah.

‎Air Kali Bekasi‎ dialirkan ke Bendungan Nowo dan ditampung dan sebagian lagi air dibuang ke arah ke Babelan. ‎Kemudian, air dari Bendung Nowo ini akan dicampur dengan air baku dari Kalimalang.

“Kita berkoordinasi dengan PJT II untuk ditutup Bendung Nowo dan dibuka di Bendung Palanta sebanyak 2 meter kubik/detik. Kita melakukan‎ produksi dengan kualitas sumber air baku yang buruk, kita memaksakan juga untuk produksi, dengan biaya yang lebih besar,” katanya.

Sehingga dalam kondisi air baku yang tidak bagus dan mengandung kadar limbah serta tidak bisa‎ dinetralisir dari air baku Kalimalang, kata dia, dilakukan penurunan produksi air baku menjadi 420 liter per detik.

Kondisi ini, membuat pendistribusian air bersih yang menga‎lir ke pelanggan menjadi menurun. Bahkan, pada Minggu (4/8/2019) sempat terjadi penghentian produksi air akibat pemadaman listrik PLN, Jawa, Bali dan Banten. ‎Saat listrik mati, kata dia, cadangan air di reservoir (bak penampungan air bersih) masih mencukupi hingga listrik menyatala kembali sekitar pukul 20.00 WIB.

Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi ‎meminta ada pendampingan dari Gubernur Jawa Barat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melakukan penegakan hukum terdahap pencemar Sungai Cileungsi-Kali Bekasi. Mengingat, kali tersebut melintasi dua wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.

“Harus ada pendampingan Pak Gubernur, Kementerian agar ada law enforcement terhadap perusahaan nakal itu‎,” katanya.

Dia menegaskan, Pemerintah Kota Bekasi tidak bisa menindak perusahaan yang berada di daerah Kabupaten Bogor. “Kalau ada di wilayah Kota Bekasi, sudah kita tutup, disegel, malah sudah pindah. Ini bukti konkret konsistennya Kota Bekasi,” jelasnya. (*)