– Tanem Jero
Setelah sampai di pelaminan, kedua mempelai tetap berdiri berdampingan dengan posisi membelakangi pelaminan atau menghadap tamu undangan. Dengan disaksikan ibu mempelai wanita, ayah mempelai wanita mendudukan kedua mempelai ke kursi pengantin sambil memegang dan menepuk-nepuk bahu keduanya. Prosesi pernikahan adat Jawa dengan nama tanem jero ini memiliki makna bahwa kedua mempelai telah “ditanam” agar menjadi pasangan yang mandiri.
– Prosesi Kacar Kucur atau Tampa Kaya
Prosesi pernikahan adat Jawa berikutnya adalah kacar-kucur dimana pengantin pria mengucurkan beras kuning, kacang, uang logam kepada pengantin wanita. Ini adalah lambang suami yang bertugas sebagai mencari nafkah untuk keluarga dan sebagai simbolik dari menyerahkan hasil kerja kerasnya kepada istri.
– Dulangan atau Dhahar Kalimah
Tata cara pernikahan adat Jawa ini mempelai pria membuat tiga kepalan nasi kuning dan diletakkan di atas piring yang dipegang oleh pengantin wanita. Kemudian mempelai pria dan wanita memakan satu per satu kepalan nasi, lalu mempelai pria memberikan segelas air putih kepada mempelai wanita. Prosesi ini menggambarkan kerukunan suami istri akan mendatangkan kebahagiaan dalam keluarga.
– Ngunjuk Rujak Degan
Setelah dulangan, biasanya dilakukan prosesi pernikahan adat Jawa yang bernama ngunjuk rujak, artinya minum rujak degan. Pada acara ngunj uk rujak degan ini kedua mempelai dan orangtua mempelai wanita mencicipi rujak degan, yakni minuman yang terbuat dari serutan kelapa muda dicampur gula merah, sehingga rasanya manis dan segar. Prosesi ini memiliki makna kerukunan dan kebersamaan. Bahwa segala sesuatunya yang manis tidak dinikmati sendiri, melainkan harus dibagian bersama dengan seluruh anggota keluarga.
– Mapag Besan
Prosesi malapag besan ini artinya menjemput besan yang dilakukan karena orang tua mempelai proa tidak diperkenankan hadir selama prosesi panggih sampai upacara ngunjuk rujak degan.
– Sungkeman
Prosesi pernikahan adat Jawa yang terakhir dalam panggih adalah sungkeman. Sungkeman dilakukan sebagai wujud bahwa kedua mempelai akan patuh dan berbakti pada orangtua mereka. Pada tata cara pernikahan adat Jawa ini, kedua mempelai bersembah sujud kepada kedua orangtua untuk memohon doa testu serta memohon maaf atas segala khilaf dan kesalahan. Kedua mempelai memohon doa dan restu kepada orang tua agar menjadi keluarga yang bahagia.

 
													



