Wali Kota Bekasi: Warga Perlu Edukasi Soal Jenazah PDP yang Dijemput Paksa Warga

oleh -912 Dilihat
oleh
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi. (ist)

BEKASI SELATAN, BEKASIPEDIA.com – Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi angkat bicara mengenai peristiwa jemput paksa jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di RS Mekar Sari, Bekasi Timur, Senin (8/6/2020) siang lalu.

Dia menyayangkan sikap warga Desa Srimukti, Kampung Gabus Dukuh, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang melakukan penjemputan paksa jenazah PDP di rumah sakit tersebut.

“Saya menyesalkan tindakan warga yang memaksa memulangkan jenazah. Kalau memang pasien itu PDP seharusnya penanganannya sesuai SOP dari pemerintah dan WHO,” kata Pepen, sapaan akrabnya pada Rabu (10/6/2020).

Pepen menjelaskan masyarakat perlu mendapatkan edukasi dan sosialisasi bagaimana prosedur yang benar menangani jenazah berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), maupun konfirmasi positif Covid-19.

“Saat jenazah dianggap PDP dan meninggal, itu walaupun tidak diketemukan swab atau rapid positif, maka proses pemulasarannya tentunya menggunakan protokol kesehatan,” ujar dia.

Protokol kesehatan yang dimaksud di antaranya penyemprotan disinfektan, pembungkusan jenazah secara berlapis, dan dikuburkan oleh petugas medis tidak lebih dari 4 jam.

“Itu semua demi mencegah penularan dan penyebaran Covid-19 kepada keluarga maupun orang lain,” katanya.

Sementara itu perwakilan Manajemen RS Mekar Sari Sugeng menjelaskan pasien berinisial R tersebut menjalani perawatan sejak 5 Juni 2020 dengan diagnosa awal TB Paru.

“Kurang lebih dirawat 3 hari dan sudah dilakukan tes Covid-19. Hasil tes pertama dan kedua negatif, lalu dites ketiga ini hasilnya belum keluar beliau sudah meninggal dunia,” kata Sugeng.

Pasien R dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 12.00 WIB. Keluarga pun sudah menerima dan menyetujui penanganan jenazah dilakukan dengan standar khusus Covid-19.Namun, tiba-tiba sejumlah warga datang dan masuk ke area ruang ICU.

“Mereka memaksa untuk bawa pulang jenazah, ada provokasi-lah. Padahal keluarganya sendiri sudah menerima penanganan dengan standar Covid-19 karena yang bersangkutan statusnya PDP,” ujar dia.

Akhirnya, pihak RS Mekar Sari tidak bisa berbuat banyak karena warga yang memaksa masuk tak sebanding dengan petugas keamanan. “Itu jenazah langsung didorong-dorong aja dibawa sama mereka,” katanya. (rus)