Tiga Hari Mogok, Produsen Tempe di Kota Bekasi Kembali Berproduksi

oleh -1514 Dilihat
oleh
Ilustrasi Pabrik Tahu sudah mulai beroperasi di Kota Bekasi, Jawa Barat. (ist)

BEKASI TIMUR, BEKASIPEDIA.com – Produsen tempe di Bekasi, Jawa Barat mulai kembali produksi pada Minggu (3/1/2021) kemarin, setelah tiga hari mogok.

Berdasarkan informasi yang dilansir dari salah satu lokasi produksi tempe milik Saari (60) di Gang Mawar, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.

Para pekerja terlihat berbagi tugas mulai dari melakukan proses pengolahan kedelai, meragi, hingga pencetakan bentuk tempe.

Tempe yang sudah selesai diragi lalu dicetak untuk kemudian disimpan di rak bersusun untuk proses fermentasi.

Saari (60) mengungkapkan pada hari ini merupakan hari pertama produksi tempe. Setelah tiga hari tidak berjualan tempe karena libur produksi. “Sudah tiga hari libur dari Jumat 1 Januari 2021, baru mulai sekarang. Kemungkinan besok Senin sudah ada atau paling lambat Selasa,” katanya seperti dilansir dari wartalive.com pada Selasa (5/1/2021).

Di Gang Mawar itu terdapat belasan produsen tempe, mereka semua serempak kembali memulai produks.

Keputusan ini sangat berat karena harus produksi dengan harga kedelai yang naik drastis.

“Besok mulai ada lagi (tempe), walaupun harga masih naik. Karena kalau kelamaan tidak bisa menghidupi keluarga, enggak bisa makan, enggak bisa ngerokok,” tuturnya.

Saari menyebut masih belum berani menaikkan harga jual.

Untuk harga tempe masih tetap dijual Rp 4000 per batang dengan ukuran 2,5 meter. Akan tetapi, untuk ukuran tempenya dikurangi.

“Biasanya penuh, sekarang dikurangin. Misalnya 1 kilo bisa 8 ons, nantinya kalau pembelinya bilang enteng enggak kaya kemarin. Nanti tinggal bilang maaf memang lagi mahal harganya,” ungkapnya.

Jika harga kedelai terus mengalami kenaikan, tak menutup kemungkinan harga tempe terpaksa dinaikkan. “Kalau harga kedelai malah naik lagi, ya opsi terakhir harga kita naikkan. Tapi enggak besar bisa Rp 500 hingga Rp 1000, itupun terpaksa,” imbuhnya.

Dalam satu hari, dirinya biasa belanja kedelai satu kwitantal atau 100 kilogram. Diketahui harga normal kedelai satu kwintal sebesar Rp 680 ribu, saat ini menjadi Rp 930 ribu.

Kenaikan itu terjadi secara perlahan dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini.

“Dari dua bulan lalu naik terus engga turun-turun, naiknya sedikit-sedikit Rp 10 ribu, terus sampai sekarang Rp 930 ribu. Maka diputuskan mogok masal,” ungkpanya.

Karena penyebab itu, aksi mogok massal produksi dilakukkan sebagai bentuk protes atas harga kedelai yang terus mengalami kenaikan.

Awalnya, seluruh pengusaha tempe dan tahu ingin turun ke jalan melakukan aksi demontrasi. Akan tetapi niat itu diurungkan karena situasi tengah pandemi corona.

“Awal mau demo ke jalan, ke istana. Tapi semua paguyuban yang dituakan bilang, jangan, ditahan melihat situasi begitu. Enggak boleh juga kan demo, jadi diputuskan mogok produksi tiga hari,” tuturnya. (pujesto/ist)

Bagi Anda yang Ingin Bergabung dengan BEKASIPEDIA.com, Bisa Hubungi WA: 0815-1086-8686 dengan Bang Pede