RAWALUMBU, BEKASIPEDIA.com – Kepergian Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meninggalkan duka yang begitu mendalam bagi keluarga, sanak saudara, dan kerabat.
Eni Kholidah (59) mengungkapkan bahwa Neta tak pernah mengeluh mengenai masalahnya sehingga ia tak mengetahui ada tidaknya penyakit bawaan yang diderita oleh saudaranya itu. “Almarhum kalau ketemu lebih banyak ceria, berdiskusi dan bercerita. Jadi saya enggak tahu apalah dia ada komorbid atau tidak,” ucap Eni seperti dilansir dari Wartakotalive.com pada Kamis (17/6/2021).
Perbincangan antara Neta dan keluarga lebih banyak diisi dengan cerita-cerita, baik pengalaman masa lalunya, maupun mengenai sejarah peradaban. “Beliau suka bercerita tentang sejarah, karena memang dia suka sekali mempelajari sejarah-sejarah dari apa saja, termasuk Kota Bekasi,” ujarnya.
Perbincangan terakhir antara Neta dan Eni terjadi pada bulan Puasa lalu.
Eni mengingat bahwa Neta mengungkapkan hendak menulis buku mengenai sejarah Bekasi. Namun, belum sempat rencananya direalisasi, ia lebih dulu telah berpulang menghadap Yang Kuasa.
“Beliau berencana untuk membuat buku sejarah tentang Bekasi. Namun ya tidak mungkin untuk sekarang ini. Tapi paparan rencana itu sudah kita tahu, dan itu ceritanya waktu bulan puasa. Salah satunya ingin mengangkat sejarah Kota Bekasi,” katanya.
Neta S. Pane dinyatakan meninggal dunia pada pukul 10.00 WIB, di RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, pada Rabu (16/6/2021) kemarin.
Sebelum berpulang, almarhum sempat menjalani perawatan sejak 5 Juni 2021, setelah positif terpapar Covid-19.
Neta S Pane menghembuskan napas terakhir diumurnya yang ke-57 tahun.
Ia meninggalkan 3 orang anak, yaknu 2 orang laki-laki dan seorang perempuan. (rus/ist)