BEKASI TIMUR, BEKASIPEDIA.com – Terlihat ratusan massa bentrok dengan polisi. Tak hanya itu kepulan asap juga terlihat membumbung dan sejumlah ban bekasi dibakar oleh sekelompok massa. Bahkan, petugas dari Polres Metro Bekasi Kota juga mengerahkan Water Cannon untuk memecah kerumunan massa. Polisi juga berhasil mengamankan sejumlah orang yang diduga provokator.
Ternyata itu semua hanya adegan simulasi pengamanan Pemilu 2024 mendatang oleh jajaran Polres Metro Bekasi Kota yang digelar pada Kamis (12/10/2023).
Kegiatan persiapan pengamanan pemilu 2024 tersebut diberi nama operasi Mantap Brata Jaya yang akan dipertunjukkan di depan para pimpinan FORKOPIMDA Kota Bekasi pada Jumat (13/10/2023) pagi besok.
Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Dani Hamdani menjelaskan operasi Mantap Brata Jaya 2023 ini dimaksudkan untuk mengantisipasi segala kemungkinan dalam pelaksanaan tahapan pemilu mendatang 2024.
“Betul. Ini merupakan bagian dari latihan dalam rangka menjelang Pemilu 2014. Latihan Sispam Kota ini yang merupakan bagian dari persiapan pengamanan Operasi Mantap Brata Jaya 2023,” ujar Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Dani Hamdani.
Operasi Mantap Brata Jaya 2024 ini akan dilaksanakan mulai 19 Oktober 2023 sampai dengan 20 Oktober 2024 mendatang.
“Jadi sepanjang 222 hari pelaksanaan operasi Mantap Brata Jaya ini untuk operasi pengamanan 2023 nanti, mulai dari pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Pemilihan Kepada Daerah dan pemilihan legislatif baik daerah maupun pusat,” imbuhnya.
Seluruh latihan pengamanan di fokuskan kepada langkah-langkah antisipasi dalam pengamanan proses tahapan pemilu.
Mulai dari Pendaftaran Calon Presiden dan Wakil Presiden pada pertengahan Oktober 2023, serta masa Kampanye pada 8 November 2023 hingga 12 Februari masa tenang dan 14 Februari 2024 mendatang.
Sementara untuk tingkat kerawanan, Polres Metro Bekasi Kota telah melakukan mapping wilayah. Titik-titik yang dianggap rawan akan menjadi prioritas pengamanan atau titik fokus.
“Sudah dilakukan mapping kerawanan dari 7000 TPS yang ada, kita kategorikan ada TPS yang rawan dan ada yg tidak rawan,” ungkapnya.
Dari 5 Daerah Pemilihan (Dapil) ada beberapa yang menjadi perhatian, jadi tidak secara spesifik bahwa misalkan dapil 1 contoh yang di Bekasi Utara dan Medan Satria.
“Sehingga ploting personil pun juga akan disesuaikan, disiagakan dua anggota kepolisian kemudian di 12 TPS dan 24 anggota linmas yang melakukan pengamanan di TPS tersebut,” tukasnya.
Jumlah personil yang nantinya akan terlibat pada pengamanan adalah dua per tiga jumlah anggota polres yang ada sekitar 950 personil. Jumlah akan ditambah dengan BKO atau keterlibatan unsur lain.
“Kemudian dengan tujuh ribu sekian TPS yang ada, kita masih ada BKO dari Polda untuk melakukan pengamanan-pengamanan di TPS yang ada,” pungkasnya.
Dalam latihan itu, semua diperagakan segala kemungkinan diantaranya proses unjuk rasa atas hasil pemilu serta penanganan mengatasi permasalahan lain di lapangan.
Disimulasikan juga ketika anggota polri menemukan spanduk-spanduk partai maupun calon masih terpasang pada masa tenang, sehingga melaporkan temuan kepada Panwaslu untuk dilakukan pencopotan.
“Yang mencopot tepat oleh petugas Panwaslu, sedangkan pihak kepolisian mengamati dan melakukan pengamanan saja,” tandas Kapolres. (pede)