“Ke-50 dokter hewan bantuan itu akan mengawasi tempat penjualan hewan kurban dan pemotongannya yang tersebar di 12 kecamatan di Kota Bekasi,” katanya.
Ia juga meminta hewan kurban yang dijual harus dijamin kesehatannya. Maka dari itu, bila tidak diperiksa, dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit bagi warga yang mengonsumsinya, di mana jenis penyakit yang sering menyerang hewan kurban adalah kudis dan cacing hati.
“Penyebab hewan kurban terserang kudis dan cacing hati bervariasi. Ada yang bawaan sejak lahir, lingkungan yang tidak sehat dan fisik hewan yang memang sedang menurun atau sakit tapi tetap dijual,” kata Momon Sulaeman.
Nurcholis (53) seorang pedagang hewan kurban di bilangan Bekasi Timur mengatakan penjualan hewan kurban tahun ini diprediksi bakal meningkat dari tahun lalu. Karena itu, dirinya menyiapkan 300 ekor sapi untuk dijual.
“Sapi yang ditawarkan untuk kurban dengan bobot 200 kilogram sampai 600 kilogram,” katanya.
Nurcholis mengaku untuk jenis sapi yang paling banyak dicari berasal dari Kupang, Bali, dan Limosin. Seluruh hewan kurban yang dia jual sudah mendapat rekomendasi dari Distanak Kota Bekasi.
“Insya Allah seluruh hewan kurban sehat dan layak jadi kurban saat Idul Adha nanti,” kata dia. (*)