BMPS: Sejumlah Sekolah Swasta Terancam Tutup

oleh -634 Dilihat
oleh
Ilustrasi sekolah swasta. (ist)

BEKASI SELATAN, BEKASIPEDIA.com – Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bekasi menyatakan, PPDB Online membuat beberapa sekolah swasta mengalami penurunan jumlah siswa baru sejak beberapa tahun terakhir.

”Saat ini sudah 3 tahun terakhir pada sistem PPDB Online, jumlah siswa sekolah swasta mengalami penurunan, hal ini membuat beberapa sekolah swasta terancam tutup dan tidak beroperasi lagi,” kata Sekretaris BMPS Kota Bekasi, Ayung Sardi Dauly, seperti dilansir Senin (15/7/2019).

Data yang dihimpun, pada tahun ajaran 2018/2019 terdapat delapan sekolah swasta di Kota Bekasi hanya menerima 5 hingga 15 siswa. Diantaranya, SMP BPS & K3 5 siswa, SMP Melati Indonesia 6 siswa, SMP Wibawa Bangsa 11 siswa, SMP Toga Terang 12 siswa, SMP P Van Dersteur 13 siswa, SMP Islam Al- Fajar 9 siswa, SMP Penuai 13 siswa dan SMP Quantum Indonesia 15 siswa.

”Dan tahun ini ada lagi sekolah yang hanya menerima sedikit siswa baru, tetapi kami belum memiliki datanya,” katanya.

Sedikitnya jumlah siswa tersebut mengancam keberadaan sekolah swasta. Dalam aturan pemerintah, sekolah yang muridnya kurang dari 60 siswa terdiri dari kelas 10, 11, dan 12, maka harus dimerger atau digabungkan.

Pihaknya hingga kini masih mendata sekolah yang bakal tutup karena sedikitnya jumlah murid. ”Ini masih kami data siapa saja sekolah yang akan terancam tutup, kami belum bisa pastikan saat ini,” katanya.

Ayung memastikan, pada PPDB tahun ini hampir seluruh sekolah swasta kekurangan siswa. Ini dampak dari dibukanya delapan unit sekolah baru SMPN oleh pemerintah Kota Bekasi.

”Coba bayangkan saja gimana swasta nggak kekurangan siswa dengan adanya pembangunan sekolah baru, seharusnya siswa bersekolah di swasta saat ini jadi tidak,” sesalnya.

Diketahui, terdapat 44 ribu siswa lulusan SD maupun Madrasah di Kota Bekasi. Dari jumlah lulusan, SMPN hanya menampung 31 persen atau sekitar 18 ribu siswa.

Sisanya, sekitar 26 ribu lulusan berpotensi bersekolah ke swasta. Namun, Ayung menepisnya. Karena nyatanya, pemerintah menambah SMPN agar lulusan banyak sekolah ke negeri. ”Jika memang benar itu ada, pihak sekolah swasta tidak akan merasa keberatan. Tetapi nyatanya ada beberapa sekolah yang nantinya terpaksa tutup karena kekurangan siswa,” tegasnya.

BMPS berencana menggelar aksi ke jalan untuk memprotes kebijakan Wali Kota Bekasi, yang tak pro dengan sekolah swasta. Namun, pihaknya masih mendiskusikan waktunya dengan jajaran pengurus.

”Ini masih dalam rencana, syukur-syukur pemerintah bisa memberikan kebijakan yang benar-benar kepada sekolah swasta sehingga adanya perencanaan itu tidak terjadi,” pungkasnya. (*)