Belum Surut, Perumahan Harapan Baru 2 Kota Bekasi Masih Banjir

oleh -1196 Dilihat
oleh
Banjir juga melanda wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat. (ist)

BEKASI BARAT, BEKASIPEDIA.com – Sampai saat ini, banjir belum surut di Perumahan Harapan Baru 2, Kota Baru, Bekasi Barat, Jawa Barat pada Rabu (26/2/2020). Diketahui, ketinggian banjir di Perumahan Harapan Baru 2 mencapai satu meteran lebih.

Berdasarkan pantauan di lokasi, nampak anak-anak tengah asyik bermain di tengah-tengah banjir. Sejumlah kendaraan roda empat maupun motor terlihat masih terparkir di sekitar titik banjir.

Rojak (56) warga setempat mengungkapkan banjir kali yang paling lama surut dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Seharusnya sudah dua hari gini surut, tapi lama begini ya,” ujarnya saat ditemui pada Rabu siang.

Hujan deras yang mengguyur wilayah Bekasi pada Senin (24/2/2020) malam hingga Selasa (25/2/2020) pagi membuat perumahan Harapan Baru 2 dilanda banjir setinggi 150 meter lebih.

“Mulai banjir itu Selasa jam 3 dini hari, tinggi banjir bisa sampai 150 centimeter atau seleher orang dewasa,” bebernya.

Tidak hanya menggenangi perumahanya, akan tetapi akses jalan utama di perumahan.

Yakni, di Jalan Harapan Baru Raya 2 itu juga terendam banjir mencapai 60 centimeter lebih. Jalan utama di perumahan itu dapat menghubungkan dari Kranji hingga menuju ke Rawabebek, Jakarta Timur.

Tak hanya menggenangi perumahanya, akan tetapi akses jalan utama di perumahan tersebut. Yakni, di Jalan Harapan Baru Raya 2 itu juga terendam banjir mencapai 60 centimeter lebih.

Ironisnya, banyaknya sampah juga ditemukan yang membuat aliran air terhambat sehingga banjir lamban surut.

“Sekarang memang sudah enggak bisa di prediksi, enggak ada yang nyangka kayak gini,” kata Rojak.

“Tapi Pemkot Bekasi harus ada upayalah, dikeruk kali sama penanganan sampah,” tandasnya.

“Saya lihat banyak bangat sampah di kali,” kata Paino, mantan caleg dari PSI yang juga rumahnya terkena dampak banjir setinggi dada orang dewasa di Perumahan Duta Kranji.

Wakil Walikota Bekasi Meminta Maaf

Wilayah Kota Bekasi kembali dilanda banjir besar pada Selasa (25/2/2020). Sebelumnya, Bekasi banjir besar juga pernah terjadi pada awal tahun 2020.

Meskipun banjir besar kali ini tidak separah pada 1 Januari 2020, akan tetapi melumpuhkan aktivitas warga.

Banjir di Kota Bekasi pada 1 Januari 2020 sebanyak 85 persen terdampak banjir. Sedangkan banjir kali ini sekitar 65 persen.

Atas kejadian banjir ini, Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto memohon maaf kepada masyarakat Kota Bekasi.

“Yang pertama adalah permohonan maaf dari Pemerintah Kota Bekasi, saya dan Pak Wali yang belum bisa bekerja secara optimal untuk mengurangi titik banjir yang ada,” ujar Tri Adhianto.

Dia mengatakannya kepada awak media di kolong Tol JORR Jalan KH Noer Ali, Kalimalang, Kota Bekasi, Selasa (25/2/2020).

Tri Adhianto mengatakan, Pemerintah Kota Bekasi yakin dan konsisten untuk bekerja keras dalam menangani persoalan banjir di Kota Bekasi. “Tapi dengan yakin dan konsisten kita bisa mengoptimalkan semuanya,” ucapnya.

Dia juga meminta warga yang terdampak banjir di perumahan tidak perlu takut untuk meninggalkan rumah.

Alasannya, pihaknya bersama kepolisian akan menjaganya, serta menyediakan tempat pengungsian dan memenuhi kebutuhan warga.

“Bagi warga yang terdampak di perumahan tidak perlu takut untuk meninggalkan rumah, kita siapkan juga tenda untuk evakuasi dan kita berikan jaminan kepada warga yang terdampak,” ujarnya.

Menurut Tri Adhianto, ada sejumlah faktor terjadinya banjir di wilayah Kota Bekasi.

Penyebab pertama banjir di Bekasi karena luapan Kali Bekasi karena selama puluhan tahun Kali Bekasi belum dinormalisasi.

“Rencana kan sudah ada dari Menteri PUPR atas arahan Presiden tahun ini disiakkan anggaran Rp 4,3 triliun untuk penanganan Kali Bekasi, dari hulu sampai hilir,” ucapnya.

Selain itu, banjir di Bekasi juga disebabkan karena luapan Kali Cakung, Sunter, dan kali kecil lainnya.

Kali itu meluap karena intensitas hujan tinggi dan penanganan saluran air belum maksimal.

“Tapi kan penanganan kali-kali itu juga bukan di Kota Bekasi saja, tapi di wilayah Kabupaten Bekasi juga.”

“Ini yang harus bersamaan, jangan di lokasi kami saja tapi ujungnya di kabupaten tidak, ini kan masalah,” katanya lagi.

Dia meminta agar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut andil dalam menyelesaikan masalah kewilayahan terkait normalisasi kali sebagai upaya penanganan banjir.

“Ya itu tadi, kita telah berupaya tapi di ujung wilayah Kabupaten Bekasi belum lakukan normalisasi. Jadi air ini tidak lancar menuju ke laut,” ucapnya.

Tri Adhianto menambahkan, untuk penanganan banjir kali ini, seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) bergerak melakukan penanganan.

Seperti Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air melakukan pemompaan air banjir, Dinas Perhubungan pengalihan arus dan pengaturan lalu lintas, Dinas Kesehatan persoalan kesehatan, dan BPBD.

“Semua turun dan bekerja, termasuk kami bersama Polres, Kodim dan unsur lainnya. Mulai pengerahan perahu karet, tenda pengungsian, posko kesehatan hingga dapur umum,” ucapnya. (*)

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=pdV0ujTDSkM[/embedyt]