Beda dengan Keputusan Anies Baswedan, Gubernur Ridwan Kamil Putuskan Bodebek Kompak Terapkan PSBM

oleh -616 Dilihat
oleh
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil akan memperhatikan perihal pelebaran Jalan Raya Serang-Cibarusah yang tak kunjung rampung. (ist)

BANDUNG, BEKASIPEDIA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menetapkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) untuk wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek).

Ketiga daerah itu merupakan daerah penyangga Ibu Kota Jakarta.

Keputusan diambil setelah menggelar rapat virtual bersama para kepala daerah di Bodebek di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (14/9/2020) kemarin.

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dari hari Senin kemarin (14/9/2020).

Keputusan itu direspons oleh Pemprov Jabar, khususnya untuk wilayah Bodebek yang sudah sejak awal selalu seirama dengan Pemprov DKI Jakarta dalam penanganan Covid-19.

“Tadi pagi pukul 09.00 WIB saya sudah merapatkan dengan kepala daerah di Bodebek. Kesimpulan yang pertama kita mendukung sepenuhnya kebijakan PSBB ketat di Jakarta dari Pak Anies, dengan melakukan pola yang sama di wilayah yang berdekatan Jakarta, dengan PSBB ketat, tapi dengan pola yang namanya PSBM,” tutur Emil di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Senin (14/9/2020).

Emil mengatakan, alasan PSBM ini dilakukan karena tidak sepenuhnya aktivitas ekonomi berhubungan langsung dengan Jakarta.

Jadi, perlu perlakuan berbeda bagi daerah yang kegiatan ekonominya bersifat mandiri.

Artinya, pengetatan hanya dilakukan di wilayah dengan potensi penularan yang tinggi. Sama halnya ketika klaster Secapa AD di Bandung, penutupan hanya dilakukan untuk wilayah sekitar, tidak dalam skala kota.

“PSBM karena Bodebek ini ada wilayah yang ekonominya berhubungan dengan Jakarta, ada juga yang ekonominya sifatnya mandiri. Tentu perlakuan PSBB-nya dilakukan berbeda, sehingga kami menyimpulkan PSBM adalah metode yang paling pas untuk situasi perbedaan seperti ini,” tutur Emil.

Menurut epidemologi, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Jabar hanya sekitar 51-53 persen. Padahal, maka idealnya tingkat kesembuhan di Jabar berkisar di angka 70 persen.

“Tingkat kematian kita sangat rendah, hanya di angka 2,4 persen ya. Mudah-mudahan berita baiknya yang meninggal sedikit, tapi berita buruknya yang sembuhnya agak lambat. Ini yang harus kita perbaiki dalam epidemiologi di Jawa Barat,” kata dia. (rus)