Akibat TPS Burangkeng Ditutup, Kabupaten Bekasi Jadi “Lautan” Sampah

oleh -4166 Dilihat
oleh

Diungkapkan Dody, tidak ada angka pasti berapa jumlah sampah yang terbengkalai akibat tidak ada pengangkutan. Namun, pada kondisi normal, 800 ton sampah diangkut setiap hari menuju TPA Burangkeng. Sekarang, memasuki hari ke-14 sampah tak diangkut ke TPA.

Sementara itu, Tridjoko (27), warga Burangkeng mengharapkan pengertian warga Kabupaten Bekasi secara keseluruhan. Soalnya, penutupan ini merupakan salah satu perjuangan untuk warga sekitar yang terdampak.

“Sekali lagi kami mohon doa restu dengan aksi ini semoga Plt Bekasi mendengar dan ingin bertemu dengan warga Burangkeng untuk membahas kompensasi ini. Bencana sampah di Kabupaten Bekasi baru belasan hari sementara di warga sini sudah 23 tahun hidup dengan sampah. Kenapa selama itu Desa Burangkeng tidak dikatakan bencana?” kata dia.

Pindahkan TPA Atau Uang Bau

Warga Burangkeng menawarkan dua opsi kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk persoalan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng.

Kedua opsi itu disampaikan oleh Kepala Desa Burangkeng, Nemin, usai rapat bersama menampung aspirasi warga.

“Sekarang warga Burangkeng kasih dua opsi ke Pemkab, kompensasi uang atau TPA Burangkeng pindah. Itu keputusan kami, gitu aja terserah mereka,” kata Nemin, saat dihubungi, Minggu (17/3/2019) kemarin.

Nemin akan memaparkan soal dua opsi pilihan itu kepada Pemkab pada Senin (18/3/2019) hari ini.

“Saat rapat Jumat, kita juga sudah sampaikan, kalau tidak ada uang kompensasi kita engga akan buka TPA. Makanya kita kasih pilihan dua opsi itu,” jelasnya.

Nemin meminta Pemkab Bekasi tidak menggunakan cara kekerasan dengan melakukan penutupan paksa TPA. Ia meminta Pemkab Bekasi dapat menyelesaikan konflik ini secara bijaksana.