BEKASI SELATAN, BEKASIPEDIA – Jahe merah memiliki aktivitas sebagai immunomodulator, yaitu untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia. Efek ini mampu mencegah sekaligus membantu pemulihan tubuh akibat virus corona atau covid-19.
Jahe merah merupakan varietas unggul karena memiliki kandungan senyawa aktif yang lebih tinggi dibandingkan varietas jahe lainnya. Sehingga, jahe merah banyak digunakan sebagai bahan baku obat-obatan tradisional.
Rutin minum olahan jahe merah dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan menyehatkan.
Begitu juga dengan buah Jambu Biji juga memiliki kandungan senyawa cukup lengkap untuk menangkal COVID-19.
Berdasarkan riset, kandungan jambu biji (daging buah merah muda-red) mampu mencegah atau paling tidak mengurangi virus corona. Golongan senyawa itu adalah hesperidia, rhamnetin, kaempferol, kuersetin, dan myricetin.
Peneliti Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Institut Teknologi Bandung (ITB), memperkirakan puncak penyebaran jumlah kasus harian corona di Indonesia terjadi akhir Maret 2020. Pertengahan April, kasus ini berakhir.
Diperkirakan, jumlah kasus maksimal sebanyak 8.000 kasus dengan kasus berat terbesar sekitar 600 kasus.
Dalam perhitungannya, para peneliti ITB ini menggunakan Model Kurva Richard (Ricard’s Curva) dengan profil hasil penelitian tersebut diperoleh menggunakan parameter model hasil estimasi di Korea Selatan.
Beberapa pekan terakhir, harga jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum rhizoma) mengalami kenaikan signifikan di pasaran. Di Bengkulu, harganya melambung tinggi. Biasanya, harga satu kilogram hanya 20-30 ribu rupiah, kini 60-70 ribu rupiah.