Tahun Ini, Pemkot Bekasi Siapkan Rp 11 Miliar untuk Belanja Mebel Sekolah

oleh -1444 Dilihat
oleh
Ratusan siswa SD Negeri Pekayon Jaya 3, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, selama kurang lebih dua tahun belajar tanpa meja dan kursi yang layak. Pihak sekolah terpaksa memerintahkan peserta didiknya membawa meja belajar masing-masing dari rumah. "Bujug deh di Kota masih ada yang kayak gitu," ketus Bang PeDe saat dimintai komentar soal sekolah dasar negeri yang belajar tidak memiliki meja dan kursi. (ist)

BEKASI SELATAN, BEKASIPEDIA.com – Pemerintah Kota Bekasi mengalokasikan anggaran sebesar Rp 11 miliar lebih untuk belanja meubelair atau mebel dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2019.

Hal itu diuatarakan Kepala Bidang Perencanaan Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Krisman Irwandi. Ia mengatakan, meubelair itu akan didistribusikan untuk 99 rombongan belajar (Rombel) atau ruang kelas di 76 SD Negeri dan 77 Rombel di 47 SMP Negeri.

Meubelair itu terdiri dari lemari kelas, white board, meja dan kursi siswa serta meja dan kursi guru. “Anggaran Rp 11 miliar dibagi untuk pembelian meubelair SD Negeri Rp 6 miliar dan Rp 5 miliar untuk SMP Negeri,” ujar Krisman, seperti dilansir Selasa (17/9/2019).

Krisman menuturkan pengadaan meubelair itu untuk menggantikan meubelair lama usang dan untuk Unit Sekolah Baru (USB) yang belum memiliki meubelair.

“USB itu kan pakai meubelair lama atau pakai punya sekolah yang dimerger. Tapi itu kan tidak elok ya jadi harus dibelikan baru,” jelas dia.

Terkait tidak adanya meubelair di SDN 3 Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Krisman menambahkan akan dilakukan pengadaan bersamaan sekolah lain pada tahun 2019 ini. “Ya termasuk sekolah itu ya, kita segerakan pengadaan meubelair,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Siswa SD Negeri Pekayon Jaya 3, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, belajar tanpa meja dan kursi.

Kondisi itu sudah terjadi selama dua tahun. Hal tersebut, tentunya dikeluhkan siswa maupun orangtua siswa.

Dinas Pendidikan Kota Bekasi memastikan pengadaan meja dan kursi di SD Negeri Pekayon Jaya 3, Kecamatan Bekasi Selatan, paling lambat Oktober 2019.

“Saya pastikan akhir September ini atau paling lambat Oktober sudah dikirimkan meubelair (meja dan kursi),” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatulah, baru-baru ini.

Inay mengungkapkan tidak ada meja dan kursi itu terjadi setelah adanya renovasi dan penambahan ruang kelas baru di sekolah tersebut pada 2017.

Dari awalnya 6 ruang kelas menjadi 12 ruang kelas. “Nah 2017 itu kita sudah berikan meubelair baru untuk dua rombel (dua kelas). Kalau empat kelas karena terbatas dan banyak sekolah lain juga pemberian meubelair,” ungkap Inay.

Seharusnya, kata Inay, sekolah bisa memanfaatkan meubelair lama agar para siswa tidak sekolah secara lesehan.

“Kan yang lama ada, kenapa engga dipakai. Harusnya dipakai sementara sambil nunggu pengadaan,” jelas Inay.

Untuk 2018, Inay menyebut pihaknya memang tidak mengalokasikan anggaran untuk meubelair. Akan 2019 baru mulai dilakukan pengadaan lagi. “Engga tiap tahun kita adakan pengadaan meubelair. Mereka bisa pakai yang lama, kalau rusak kan ada anggaran pemeliharaan dari dana BOS pemerintah pusat,” kata dia.

Sementara Agus Herlana Perwakilan Sekolah mengatakan pihak sekolah telah disambangi oleh Dinas Pendidikan.

Disdik sudah memastikan paling lambat Oktober meja dan kursi sudah ada.

Ia juga menjelaskan terkait pemberian meubelair baru untuk dua ruang kelas pada 2017, sekolah mengira itu untuk gedung yang lama.

Pasalnya, ketika pemberian dilakukan pada April 2017. Sedangkan renovasi atau pembangunan ruang kelas baru itu dimulai Agustus 2017 dan baru rampung Desember 2017.

“Jadi itu yang miss komunikasi, kalau terkait pertanyaan Disdik kenapa engga pakai meubelair ya karena sudah rusak dan tidak elok gedung baru pakai meubelair lama. Kami juga sudah jelas itu ke Kepala Dinas,” kata dia.

Pihak sekolah juga berterima kasih atas kepastian yang diberikan Disdik terkait pengadaan meubelair itu.

Hal itu karena, sudah sangat ditunggu-tunggu para siswa agar mereka dapat belajar lebih nyaman.

“Kasihan para siswa pada sakit leher dan pegel belajar lesehan. Orangtua juga sering ngeluh ke kita. Maka dari itu ini jadi kabar gembira,” tandasnya. (*)