BEKASIPEDIA.com, TARUMAJAYA – Puluhan petani menggelar unjuk rasa akibat tidak dapat mengakses bahan bakar solar.
Tak pelak, mereka menggeruduk SPBU 3417205 di Jalan Bulevard Harapan Indah, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jumat (2/12/2022) kemarin.
Puluhan petani yang berasal dari Kabupaten Bekasi ini datang dengan membawa jeriken kosong berkumpul sambil berorasi di halaman SPBU.
Tahar (39) perwakilan petani mengatakan, kekosongan solar di SPBU tempat biasa mereka beli terjadi sejak lima hari lalu. “Sudah hampir seminggu, sebelumnya lancar-lancar aja,” katanya.
Tidak adanya bahan bakar solar lanjut dia, berimbas pada produksi padi yang dihasilkan lantaran alat pertanian tidak dapat beroperasi.
“Karena di lokasi kami (sawah) sedang ada panen, sedangkan panen raya itu lahannya pada kebanjiran, makanya kami ini pake komben (mesin panen),” jelasnya.
Sejauh ini, petani di Bekasi terpaksa melakukan panen secara manual. Hasil panen dipastikan berkurang hingga berdampak pada kerugian.
“Harapannya supaya solar itu dinormalkan lagi, karena kami benar-benar sangat membutuhkan,” tegasnya.
Petani yang membeli solar di SPBU 3417205 di Jalan Bulevard Harapan Indah, Tarumajaya berasal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Bekasi.
Mereka telah mengantongi surat rekomendasi dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), dalam satu hari mereka biasa membeli solar sebanyak 180 liter.
“Kami dapat tiga surat rekomendasi dari BPP beli solar di sini, satu suratnya 60 liter jadi kalau tiga per hari 180 liter,” paparnya.
Kepala Divisi SPBU 3417205 Arif Sunandar mengatakan, kekosongan solar sudah terjadi sejak 27 November 2022 lalu.
Suplai solar tersendat dari pemasok bahan bakar, pihaknya belum mendapatkan kejelasan terkait distribusi untuk di Kabupaten Bekasi.
“Solar sudah nol kuotanya, sedangkan pertalite hanya sedikit dapatnya, kami sebagai penyalur ya hanya sebagai penyalur. Masalah kuota di luar kuasa kami,” kata Arif.
Imbas kekosongan solar ini lanjut dia, juga berdampak pada omzet SPBU yang menurun sedangkan operasional harus tetap berjalan.
Tidak hanya solat, pasokan untuk Pertalite juga dikurangi menjadi 50 persen dari total penjualan reguler SPBU 3417205. “Kami kalau ada pasti disalurkan, kalau kosong kami enggak bisa berbuat apa-apa, saya harap bisa normal lagi, meski pun dibatasi, paling enggak mereka (petani) dapatlah walau sedikit,” tegasnya. (trb/pede)