BEKASI TIMUR, BEKASIPEDIA.com – Dalam rangkaian acara launching UMKM Candrabhaga TV yang digelar di salah satu mall di daerah Bekasi Timur pada Sabtu (20/5/2022), diisi juga kegiatan ‘Penyuluhan Upaya Pencegahan Stunting Tumbuh Kembangkan Generasi Emas’ dengan narasumber dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bekasi bersama Ketua Program Studi D3 Farmasi Politeknik Bhakti Kartini.
Kegiatan penyuluhan upaya pencegahan stunting tersebut dipandu oleh Prof Benny Tunggul, salah satu Tim Wali Kota untuk Percepatan Penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan (TWUP4) Kota Bekasi.
Sedangkan untuk narasumber dari DPPKB Kota Bekasi yang seharusnya dihadiri oleh Kepala Dinasnya, tapi berhalangan ada tugas lain maka diwakilkan oleh Yunan Al Baehaqi, S selaku Kabid Ketahanan dan Kesejahteraan.
Sementara itu dari Politeknik Bhakti Kartini dihadiri Apt. Ayu Fajariyani, S. Farm, M.Farm, selaku Ketua Program Studi D3 Farm.
“Untuk diketahui saat ini, Stunting di Kota Bekasi dari tahun 2021 lalu, mengawali penurunan pencapaian prepalensi balita Stunting dari tahun 2019 sampai tahun 2021 adalah 7,9 persen Untuk tahun 2022 ini tentunya harus ada langkah strategis Pemerintah Kota Bekasi mengendalikan dan menurunkan Stunting di Kota Bekasi sebagai wujud tumbuh kembangkan Generasi Emas,” kata Prof Benny Tunggul mengawali dialog Penyuluhan Upaya Pencegahan Stunting Tumbuh Kembangkan Generasi Emas’ tersebut.
Yunan Al Baehaqi, Kabid Ketahanan dan Kesejahteraan, DPPKB Kota Bekasi, mengungkapkan, angka stunting di Kota Bekasi sebesar 7,9 persen pada 2021. Hal itu menunjukkan tren positif karena di bawah target nasional, yakni 9,7 persen.
“Sebetulnya, penyebab stunting banyak faktor. Bisa pada saat ini hamil, pada saat perilaku ibu sedang masa kehamilan. Bisa juga ada dari gizi yang masuk, dari asuhan juga dan banyak faktor lainnya,” jelasnya.
Sehingga, sambungnya, ini menjadi perhatian semuanya. Mudah-mudahan kedepannya dapat meminimalisir dari pada angka stunting tersebut.
“Karena stunting akan berdampak pada kecerdasan. Begitu juga perilaku. Untuk mencegah harus selalu memperhatikan asupan gizi. Begitu juga yang baru lahir, vaksinasi, gizi dan kebersihan lingkungan berpengaruh. Intinya untuk menekan stunting dibutuhkan sinergitas semua instansi terkait dan pihak lain untuk sama-sama melakukan upaya dalam menekan angka stanting di Kota Bekasi,” jelasnya.
Apt. Ayu Fajariyani, S. Farm, M.Farm, Ketua Program Studi D3 Farm Politeknik Bhakti Kartini menjelaskan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.
“Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya yakni: Pertumbuhan melambat. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya. Pertumbuhan gigi terlambat,” jelasnya menerangkan.
Lebih lanjut diungkapkannya, pertumbuhan anak tidak hanya dilihat dari berat badan, tetapi juga tinggi. Pasalnya, tinggi badan anak termasuk faktor yang menandai stunting dan menjadi penanda apakah nutrisi anak sudah tercukupi atau belum. Lalu, apa itu stunting dan apa penyebabnya?
“Stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya.”
Mudahnya, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya dan memiliki penyebab utama kekurangan nutrisi.
“Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si kecil. Hanya saja, perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu stunting, sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek.
Tubuh pendek pada anak yang berada di bawah standar normal merupakan akibat dari kondisi kurang gizi yang telah berlangsung dalam waktu lama.
Hal tersebut yang kemudian membuat pertumbuhan tinggi badan anak terhambat sehingga mengakibatkan dirinya tergolong stunting.
“Namun, anak dengan tubuh pendek belum tentu serta merta mengalami stunting. Kondisi ini hanya terjadi ketika asupan nutrisi harian anak kurang sehingga memengaruhi perkembangan tinggi badannya.
“Masalah kesehatan ini merupakan akibat dari berbagai faktor yang terjadi pada masa lalu. Berbagai faktor tersebut antara lain asupan gizi yang buruk, berkali-kali terserang penyakit infeksi, bayi lahir prematur, serta berat badan lahir rendah (BBLR). Oleh karena itu pemenuhan asupan gizi dan nutrisi harus diperhatikan pada saat anak tumbuh kembang,” tandasnya.
Sementara itu para tamu undangan yang hadir tampak antusias menyimak Penyuluhan Upaya Pencegahan Stunting Tumbuh Kembangkan Generasi Emas’ tersebut.
Selanjutnya Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil & Menengah (Kopukm) Kota Bekasi, Drs. H. Abdillah, MSi, meresmikan UMKM Candrabhaga TV dengan sambutan tepuk tangan. (bp)
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=fAhW3TlpYts[/embedyt]