“Pembiayaan Rakerda ini sebagian besar berasal dari kontribusi kolektif anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kota Bekasi. Ini bukti kerja sama lintas bidang yang sehat,” ungkapnya.
Memasuki aspek kedua visi 3M, yakni Melayani, Fendaby menegaskan bahwa pelayanan adalah DNA PKS. Tidak hanya untuk masyarakat luas, tetapi juga bagi para kader di dalam organisasi.
Pelayanan internal, kata dia, diwujudkan melalui penguatan kader secara menyeluruh—jasmani, rohani, hingga ekonomi—termasuk upaya menurunkan jumlah kader non-muzaki sesuai arahan DPP PKS.
Sementara pelayanan eksternal tercermin dalam aksi kepedulian sosial. Salah satunya saat bencana banjir melanda Sumatera.
Meski tak mengirim relawan dalam jumlah besar, PKS Kota Bekasi berhasil menghimpun solidaritas kader melalui donasi.
“Alhamdulillah, terkumpul Rp550.543.000 yang disalurkan untuk membantu korban bencana,” jelasnya.
Aspek terakhir dari visi 3M adalah Menang. Di bagian ini, Fendaby berbicara lugas soal kesiapan PKS Kota Bekasi menghadapi kontestasi politik 2029. Targetnya jelas: peningkatan perolehan kursi legislatif hingga memenangkan kepala daerah dari kader PKS.
“Kami menekankan pentingnya mental pemenang dan perjuangan yang konsisten untuk meraih kemenangan yang diridhai Allah SWT,” tegasnya.
PKS Kota Bekasi, lanjut Fendaby, siap menjalankan delapan program unggulan nasional yang telah ditetapkan DPP. Mulai dari Rumah Keluarga Indonesia, Gerakan Ekonomi Mandiri, Sekolah Kader Patriot Indonesia, Akademi Pemimpin Indonesia, Advokasi Kebijakan untuk Rakyat, Transformasi Digital PKS, hingga penguatan jaringan wakil rakyat.
Fokus kerja tahun 2026 pun telah dipetakan, yakni pada dua dampak utama: peningkatan kualitas kader serta pembangunan infrastruktur pelayanan dan pemenangan.
Namun di balik optimisme itu, Fendaby juga menyoroti tantangan serius—minimnya keterlibatan generasi Z dalam struktur kader.
“Data internal menunjukkan kader Gen Z baru sekitar 12 persen. Padahal proporsi mereka sangat besar secara demografi nasional,” ujarnya.





