BEKASIPEDIA.com, BANDUNG – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat sebanyak 28 anak yang terdampak jajanan chiki ngebul alias cikbul setelah mengkonsumsinya. Mayoritas kasusnya yaitu 24 anak di Kabupaten Tasikmalaya dan empat bocah lainnya di Kota Bekasi.
“Sejauh ini tidak ada laporan kasus baru lagi, hanya dua daerah itu,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Ryan Bayusantika Ristandi, yang ditukil pada Selasa (10/1/2023).
Laporan pertama datang dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya. Pada 15 November 2022, terjadi lonjakan kasus keracunan makanan pada siswa Sekolah Dasar Ciawang di Kecamatan Leuwisari, pada pukul 07.30 WIB.
Kejadian itu setelah siswa membeli jajanan makanan ringan yang mengeluarkan asap putih atau disebut chiki ngebul alias cikbul setelah dicampur nitrogen.
Beberapa siswa mengaku minum cairan nitrogen yang tidak beruap. Akibatnya korban mengalami pusing, mual, sesak, hingga ada yang muntah darah.
Warga ikut membantu siswa ke Instalasi Gawat Darurat Puskesmas Leuweisari. Total jumlah siswa yang diperiksa 24 orang dengan rentang usia 8-13 tahun.
Hasilnya, tujuh anak dinyatakan bergejala, 16 anak tidak bergejala, dan seorang siswa dirujuk ke rumah sakit. Seluruh siswa kemudian bisa pulang dalam keadaan sehat. “Tidak ada anak yang sampai dioperasi,” kata Ryan.
Korban Sempat Merasakan Kesakitan
Setelah itu muncul laporan kasus serupa pada Desember 2022 dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi dengan total sebanyak empat orang anak.
Seorang di antaranya menurut Ryan, mengalami gejala berat hingga harus menjalani operasi di Rumah Sakit Haji Jakarta Timur. Korban diduga meminum sisa cairan nitrogen pada jajanannya.
“Cairan itu diminum sampai bisa membuat iritasi, lambungnya jadi bolong,” kata Ryan
Ceritanya pada 21 Desember lalu, korban pergi ke pasar malam bersama orangtua, kakak, dan dua orang temannya dan jajan chiki ngebul lalu dimakan bersama di rumah.
Sekitar 15 menit kemudian, korban menjerit kesakitan dan tersungkur sambil memegang perutnya.
Keluarga yang panik melarikan anak mereka ke sebuah rumah sakit lalu dirujuk ke tempat lain. Keesokan paginya, korban dioperasi.
Pasca tindakan, korban yang sudah tidak ada keluhan, dipulangkan pada 27 Desember dengan diagnosa akhir Peritonitis Umum ec Perforasi Gaster. Dokter melakukan tindakan Laparatomy explorasi dan Repair gaster.
Nah, para orang tua harus lebih waspada mengawasi anak-anaknya dari jajanan yang mengandung bahan berbahaya. (rls/ist)
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=VSxULmlDUsw[/embedyt]