Pernyataan Sikap Demokrat Usai Debat Capres Ke-5

oleh -250 Dilihat
oleh
Agus Harimurti Yudhoyono

BEKASI SELATAN, BEKASIPEDIA.com – Akhirnya Partai Demokrat mengeluarkan pernyataan sikap pasca debat ke-5 Calon Presiden dan Wakil Presiden yang berlangsung Sabtu (13/4/2019). Pernyataan resmi itu langsung disampaikan oleh Ketua Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.

Diketahui sebelumnya, pernyataan Prabowo Subianto pada debat ke-5 sabtu kemaren. Prabowo mengatakan tak ingin menyalahkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi atas salah arahnya pembangunan ekonomi Indonesia saat ini. Itu tak terlepas dari andil presiden sebelum Jokowi.

Keributan kecil terjadi di luar arena debat kelima pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, saat debat masih berlangsung Sabtu (13/4/2019) malam sekira pukul 21.08 WIB.

Penyebabnya, Sekretaris Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ardy Mbalembout tiba-tiba mengamuk di depan pintu masuk. Ardy tiba-tiba berteriak, tak jelas apa motifnya tetapi dalam teriakannya, ia sempat menyebut kalau Partai Demokrat akan keluar dari koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga. “Kita keluar dari koalisi!” katanya lantang di lobi Hotel Sultan.

Saat dimintai keterangan oleh wartawan, ia justru hanya tersenyum dan tak menjawab pertanyaan wartawan.
Setelah polemik semalam, Minggu (14/4/2019) Agus Harimurti Yudhoyono menerbitkan pernyataan sikap partai.

Melalui laman resmi Partai Demokrat, demokrat.or.id, AHY menyampaikan 5 poin berjudul ‘Pernyataan Sikap Komandan Kogasma tentang Debat Capres ke-5;

1. Indonesia, negara besar yang sangat kita cintai ini, memerlukan pemimpin yang memiliki nilai-nilai yang luhur, bijaksana dan menjadi teladan untuk seluruh rakyat.

2. Salah satu sikap teladan yang diperlukan adalah memberikan penghargaan kepada setiap usaha, pengorbanan, dan pengabdian para pemimpin sebelumnya dalam memajukan dan membangun bangsa ini.

3. Kita percaya bahwa siapa pun yang terpilih dan telah terpilih menjadi pemimpin negara ini pastilah putra/putri terbaik bangsa, yang telah berkorban sebesar-besarnya untuk bangsa ini. Waktu, tenaga, pikiran, keluarga, segalanya.

4. Sikap menghargai/mengapresiasi siapa pun, apalagi yang telah berjasa untuk negeri ini, seharusnya menjadi syarat mutlak untuk dimiliki oleh pemimpin bangsa, siapa pun ia.

5. Tidak ada ruginya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi segala capaian para pendahulu kita. Tugas kita adalah melanjutkan apa yang sudah baik, dan memperbaiki apa yang belum baik, serta menuntaskan apa yang belum tuntas. (*)