BEKASIPEDIA.com – Produsen kendaraan listrik asal Vietnam, VinFast, menyatakan kesiapannya untuk bersaing di pasar otomotif Indonesia melalui sejumlah model andalan seperti VF3, VF5, VF6, dan VF7. Langkah ekspansi ini ditegaskan dalam gelaran Executive Dialogue yang menghadirkan pimpinan serta pakar industri Vingroup bersama media Indonesia di Hanoi, Vietnam, Senin (17/11/2025).
CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, menuturkan bahwa Indonesia bukan hanya menjadi pasar baru, tetapi juga “rumah kedua” bagi perusahaan.
Dengan volume penjualan kendaraan yang melampaui satu juta unit per tahun, Indonesia dinilai sebagai salah satu pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara.
“Pemerintah menargetkan dua juta kendaraan listrik pada 2030. Dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa dan kebijakan pro-EV yang kuat, Indonesia adalah pilihan yang strategis bagi kami,” ujarnya.
Meski demikian, Kariyanto mengakui Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari keterbatasan infrastruktur pengisian daya, biaya awal kepemilikan yang relatif tinggi, hingga keraguan konsumen terhadap teknologi kendaraan listrik.
Menurutnya, tantangan tersebut justru menjadi peluang bagi VinFast untuk menawarkan solusi komprehensif.
Untuk menjawab persoalan infrastruktur, VinFast bekerja sama dengan V-Green dalam pembangunan jaringan stasiun pengisian daya di berbagai wilayah Indonesia.
Sebagai insentif, perusahaan menawarkan layanan pengisian daya gratis bagi pengguna awal hingga 1 Maret 2028.
VinFast juga memperluas pilihan kendaraan listrik di pasar Indonesia, mulai dari VF3 dan VF5 untuk kebutuhan mobilitas harian, hingga VF6, VF e34, dan VF7 bagi konsumen yang membutuhkan opsi lebih lengkap.
Selain itu, perusahaan menghadirkan layanan berlangganan baterai sebagai upaya menekan biaya awal pembelian kendaraan listrik.
Melalui skema tersebut, harga baterai dipisahkan dari harga kendaraan, sementara VinFast memberikan jaminan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian baterai seumur hidup tanpa batas jarak tempuh.
Kariyanto menyebut model berlangganan itu mampu menurunkan investasi awal pembelian kendaraan hingga Rp113 juta.
Untuk menghilangkan kekhawatiran konsumen terhadap penurunan kapasitas baterai, VinFast juga menawarkan layanan perawatan gratis serta penggantian baterai apabila kapasitas turun di bawah 70 persen.
Program garansi perusahaan pun dinilai lebih kompetitif dibanding pesaing, yakni 7–10 tahun untuk kendaraan dan 8–10 tahun tanpa batas jarak tempuh untuk baterai.
Selain itu, VinFast memperkenalkan program pembelian kembali kendaraan dengan nilai hingga 90 persen dari harga awal setelah enam bulan pemakaian, 86 persen setelah satu tahun, dan 70 persen setelah tiga tahun.
“Ini bukan sekadar kebijakan harga. Ini cara kami menghapus ketakutan terhadap biaya dan hal-hal yang belum diketahui, sekaligus mengajak masyarakat memasuki era mobilitas masa depan,” kata Kariyanto.
Sebagai bagian dari strategi memperkuat posisi di Indonesia, VinFast membangun fasilitas perakitan kendaraan listrik di Subang, Jawa Barat.
Fasilitas ini diharapkan menyerap tenaga kerja lokal, memanfaatkan rantai pasok domestik, serta meningkatkan kapasitas dan keterampilan para insinyur Indonesia.
Perusahaan juga tengah mengembangkan ekosistem terpadu yang mencakup jaringan dealer, logistik, layanan purnajual, hingga layanan keuangan. (ist/pede)






