Pandemi Covid 19, Masa Terbaik Melihat & Merawat Bakat Anak

oleh -770 Dilihat
oleh
Melihat bakat dan minat anak sejak dini. (ist)

Menurutnya, tekanan membuat Bepe kecil tidak bisa berkembang dan mengeksplorasi bakatnya.

“Dulu ayah saya adalah mantan pemain bola dan juga seorang pelatih bola. Jadi tiap dia datang menonton pertandingan itu rasanya saya jadi blank karena tiap pulang tanding dia selalu jadi kritikus saya nomor satu. Harusnya gini harusnya gitu,” kata Bambang.

Bambang mengenang dulu pelatih sepak bola dia bahkan terpaksa memberi tahu sang ayah agar tak muncul saat Bambang berlaga di lapangan hijau karena bisa membuyarkan konsentrasinya. “Jadi ayah saya dulu kalau nonton saya bawa payung, kalau kelihatan sama saya dia buru-buru menutupi diri pakai payung.”

Berkaca dari kisahnya sewaktu kecil, Bambang menyarankan agar bakat anak berkembang dengan baik, sebaiknya orang tua mengarahkan anak tanpa memberikan tekanan.

“Orang tua itu sebaiknya berperan jadi yang mengarahkan dan benteng. Maksudnya jadi benteng adalah membentengi anak bahwa yang baik didukung dan yang jelek dikasih tahu, jangan dilakukan,” katanya.

Selain didukung dalam mengasah bakat dan minat, anak-anak sebaiknya juga diberi pendidikan karakter yang baik supaya kelak tumbuh menjadi pribadi yang unggul.

Deputi 3 Bidang Pembudayaan Olahraga dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Raden Isnanta mengatakan sangat penting mengasah bakat anak sejak dini, selain memberi pondasi karakter yang baik bagi anak-anak.

“Sejak usia dini anak-anak harus sudah punya tekad besar dan konsisten. Selain itu harus punya karakter yang baik. Karakter ini enggak akan bisa diberikan oleh pelatih manapun, tapi itu ditumbuhkan oleh orang tua dan lingkungan,” kata Isnanta.

Di masa pandemi, pembinaan bakat dan karakter anak-anak, kata Isnanta tak boleh berhenti, salah satunya bisa dilakukan melalui teknologi dengan temu virtual. (jek/ist)

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=pjbtYm-_Ngo[/embedyt]