“Kenaikan ini karena menyebarnya virus corona, jadi banyak orang mau minum olahan jahe merah,” kata Deni, pedagang rempah di Pasar Baru Bekasi pada Rabu (25/3/2020).
Deni mengatakan, rata-rata pembelinya percaya bahwa jahe merah mampu mencegah mereka dari serangan virus corona.
Sementara itu Kepala Kelompok Penelitian Center for Drug Discovery and Development, Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Masteria Yunovuilsa Putra, punya jawaban terhadap informasi tersebut. Dia menegaskan, bila dikatakan khasiat jahe merah dapat menyembuhkan penderita virus corona, itu tidak benar.
“Sampai saat ini, belum ada bukti sih bila jahe merah berfungsi sebagai antivirus, terutama corona (COVID-19) itu,” katanya.
Dia hanya mengatakan, jahe merah dapat membantu meringankan gejala yang ditimbulkan dari penyakit tersebut, barulah benar. Jadi, bukan membunuh virus corona.
“Jahe merah memang memiliki aktivitas sebagai immunomodulator, yaitu meningkatkan daya tahan tubuh manusia. Efek ini tentu saja mampu mencegah sekaligus membantu pemulihan tubuh akibat virus corona,” ujarnya.
Selain itu, jahe merah juga memiliki efek antiinflasi dan antioksidan. “Secara umum, gejala yang disebabkan virus corona berupa peradangan berlebihan pada paru-paru. Nah, antiinflasi dapat meredakan gejala tersebut,” lanjutnya.