Wow! Tercatat 112 Titik Kumuh Ada di Kota Bekasi, Tersebar di 10 Kecamatan

oleh -524 Dilihat
oleh
Ilustrasi Kawasan Kumuh di Kota Bekasi, Jawa Barat. (ist)

BEKASI SELATAN, BEKASIPEDIA.com – Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi mencatat masih ada sebanyak 112 titik kumuh di Kota Bekasi. Pemkot Bekasi akan terus melakukan upaya agar titik kumuh itu dapat terus berkurang.

Kepala Disperkimtan Kota Beksi, Jumhana Luthfi mengatakan bahwa Pemkot Bekasi terus berupaya untuk mengurangi 112 titik kumuh tersebut.

Dimana sebayak 112 titik kumuh itu tersebar di 10 kecamatan dari 12 kecamatan yang ada di Kota Bekasi.

“Ya dari 112 titik itu tidak semuanya bisa kita cover atau benar-benar diselesaikan semua. Kita hanya memperkecil-memperkecil gitu,” kata Jumhana seperti dilansir Sabtu (26/10/2019).

Jumhana menyebut upaya pengurangan itu terlihat dari 112 titik kumuh yang mencapai luas 450 hektare itu, saat ini telah berkurang menjadi 350 hektare.

“Berarti kan 100 hektar sudah mulai berkurang. Kita belum bisa kurang titik itu karena kan masih ada saja lokasi yang kumuh di titik itu,” jelas Jumhana.

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bekasi untuk lima tahun, kata Jumhana, pengurangan titik kumuh itu ditargetkan teratasi sebesar 50 persen. “Target penyelesaian titik kumuh itu di RPJMD kami sih itu selama 5 tahun selesai 50 persen dari 100 persen. Jadi tiap tahun itu kita selesaikan 10 persen,” ungkap Jumhana.

Upaya menghilang titik kumuh itu, sebut Jumhana, dilakuan dengan cara perbaikan sanitasi, saluran pembuangan tinja atau septic tank, perbaikan rumah tidak kayak huni, hingga pembangunan MCK bersama.

“Setiap tahunnya itu butuh Rp 25 hingga Rp 30 miliar gitu. Karena kan yang dibangun itu macem-macem itu tadi. Makanya kami hanya mampu selesaikan 10 persen tiap tahunnya,” katanya.

Luthfi menambahkan semua upaya yang dilakukan Pemkot Bekasi harus dibarengi dengan dukungan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang menjaga kebersihan lingkungan.

“Kalau untuk masalah membangunnya gampang tapi membangun budaya manusia disitunya itu susah. Kadang-kadang kita bangun fisiknya contohnya MCK bersama tapi malah tidak dipakai, tetap buang kotoran di kali,” jelasnya. (*)