Tolak Mediasi Perdamaian, Politisi PKB Kota Bekasi Pasang Badan untuk Kadernya Madong, Tetap Lanjut Proses Polisi Kader PDIP Arif Rahman Hakim

oleh -83 Dilihat
oleh
Ketua DPC PKB Kota Bekasi, Rizki Topananda saat pimpin konferensi pers di kantor DPC PKB Kota Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Kamis (25/9/2025) malam. (ist/bp)

“Tidak ada kontak, saksi banyak, saya hanya menyolek topinya dia waktu rapat, topinya jatuh aja tidak, begitu loh makanya saya bingung kenapa sampai ada lapor saya dituduh penganiayaan, tindakan kriminalitas di media kan,” kata Arif, Selasa (23/9/2025).

Meski demikian, Arif menjelaskan akan berkomitmen menghargai proses hukum yang berlaku.

Selain itu ia juga berharap perkara ini segera rampung, mengingat menurutnya hasil visum yang sebelumnya dibuat Ahmadi Madong akan menjawab kalau benar tidak ada kekerasan.

“Saya rasa ini harus ungkap sampai selesai, proses hukum dijalanin dengan undang undangan yang berlaku. Proses hukum dijalanin dengan undang undangan yang berlaku,” jelasnya.

Sebelumnya diketahui, Arif menuturkan peristiwa yang terjadi menurutnya bermula saat rapat RAPBD 2026 di ruang paripurna DPRD Kota Bekasi, Kecamatan Bekasi Timur, Senin (22/9/2025) pagi.

Kemudian dipertengahan rapat, Arif menilai Madong seakan menyela atau memotong pemaparannya terkait dana transfer pusat.

Ketika menyela, Arif beranggapan suara Madong terdengar kencang, dan menurutnya tidak perlu bersikap demikian.

Mengingat ranah pembahasan itu disampaikan Arif bukan ranah komisi Madong.

“Saya sampaikan soal dana transfer pusat yang turun cukup signifikan. Itu ranah Komisi III untuk menyikapi bersama pemerintah daerah. Tapi Bang Madong menyela dengan suara keras, seolah-olah menyikapi saya, padahal bukan ranahnya,” tuturnya.

Arif menyampaikan intinya ia tersinggung dengan sikap madong.

Terlebih ketika menyela dilakukan, Madong diduga merekamnya untuk kepentingan konten.

Lalu pasca rapat selesai, Arif hanya menegur Madong, dan membantah tuduhan melakukan penganiayaan.

“Yang saya lakukan hanya menyolek topinya, jatuh pun tidak. Tidak ada kontak fisik sama sekali. Banyak saksi yang melihat. Jadi saya bingung kenapa disebut penganiayaan,” ucapnya. (pede)

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp BEKASIPEDIA agar tak ketinggalan update berita menarik setiap hari.