BEKASI SELATAN, BEKASIPEDIA.com – Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku menyesalkan terjadinya kasus pembunuhan disertai mutilasi yang dilakukan Ahmad (17), penyandang masalah kesejahteraan sosial seorang (PMKS) di wilayahnya.
“Kita menyesali peristiwa itu. Makanya saya dengan Dinsos memastikan orang yang di jalan-jalan itu (PMKS) untuk segera ditertibkan, dibina, artinya di-upgrade,” katanya seperti dilansir dari kompas.com, pada Sabtu (12/12/2020).
Pria yang akrab disapa Pepen ini menilai, PMKS seharusnya bisa dibina Dinas Sosial di rumah singgah Pedurenan, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Dinsos bisa memberikan berbagai macam pelatihan kepada para PMKS sebagai modal berwirausaha. “Umpamanya kita bisa beri keterampilan ngelas, bisa yang salon-salon, bisa catering, harusnya begitu. Tiga bulan mereka di sana (rumah singgah) setelah selesai diberikan semacam bantuan,” katanya.
Dengan adanya peristiwa ini, Pemkot akan meningkatkan kinerja Dinsos dalam membina para PMKS. Perbuatan keji Ahmad didasari emosi atas perlakuan korban kepadanya. Hasil pemeriksaan, Ahmad disebut telah disodomi oleh Dony Saputra hingga 50 kali sejak Juli 2020.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, keduanya berkenalan di angkutan umum pada Juni 2020. “Dari bulan Juli 2020 sampai terakhir Sabtu kemarin, sudah 50 kali (pelaku) dilakukan asusila,” ujar Yusri di Polda Metro Jaya, Kamis (10/12/2020).
Yusri mengatakan, semula Ahmad menerima uang Rp 100.000 dari Dony Saputra setiap kali dicabuli. Namun, nominal uang yang diterima pelaku mulai berkurang, bahkan tidak dibayar korban setiap kali melakukan perbuatan asusila. Bahkan pelaku kerap menerima penganiayaan yang memicu rasa sakit hati hingga terjadi pembunuhan serta mutilasi.
“Kejadian hari Sabtu terakhir mereka ketemu. Korban menginap di rumah pelaku. Mereka di situ kemudian terjadi asusila, hingga pelaku menusuk korban dan mutilasi hingga empat potong,” ucapnya.
Ahmad ditangkap saat sedang bermain Play Station (PS) di kawasan rumahnya di Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat. Dia ditangkap Rabu pukul 01.00 dini hari, tanpa melakukan perlawanan.
Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian Nurrizal sebelumnya mengatakan, Ahmad diketahui merupakan salah satu warga penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Dalam kesehariannya, Ahmad diketahui bekerja sebagai manusia silver.
“Pekerjaanya ngamen dan manusia silver. Berstatus yatim piatu sejak umur 10 tahun,” kata Wakapolres.
Alfian menceritakan awalnya rumah pelaku digeledah polisi dari Polda Metro Jaya sekitar pukul 01.00. Namun, pelaku ternyata tidak ada di rumah. Polisi kembali mencari pelaku di sekitar rumah.
Ternyata, pelaku ditemukan sedang bermain PS tak jauh dari kediamannya. “Setelah penggeledahan langsung menselusuri pelaku. Pelaku tertangkap di tempat PS, sedang main PS,” jelas Alfian.
Sebelumnya, tubuh Dony Saputra ditemukan di pinggir kali dengan kondisi tanpa kepala, tangan kiri dan kedua kaki, Senin (7/12/2020). Beberapa potong pakaian yang diduga milik Dony Saputra juga ditemukan di sekitar jasadnya.
Tak lama berselang, petugas kebersihan menemukan potongan tangan kiri di tempat pembuangan sampah yang tak jauh dari lokasi penemuan badan korban. Belakangan kepala Dony Saputra ditemukan di pinggir sungai di kawasan Kayuringin, Bekasi Selatan.
Lokasi tersebut tak jauh dari tempat penemuan badan Dony Saputra di pinggir Kalimalang. Sedangkan dua kaki Dony Saputra ditemukan di dalam tempat sampah sekitar lokasi.
Dengan ditemukannya dua kaki dan kepala Dony Saputra, Kepolisian memastikan tubuh korban sudah lengkap. Temuan potongan badan tersebut lalu dikirim ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati guna diperiksa tim forensik. (pujesto/ist)
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=oSt-fQJ1Oro[/embedyt]