Rahman dan Rahim, Bayi Kembar Lahir Dempet di Bekasi Barat

oleh -527 Dilihat
oleh
Bayi kembar pasangan Romi Darma Rachim (35) dan Ika Mutia Sari (30) terlahir dalam kondisi mengenaskan. Bayi berusia 10 bulan itu lahir dalam kondisi dempet. (ist)

BEKASI BARAT, BEKASIPEDIA.com – Bayi kembar pasangan Romi Darma Rachim (35) dan Ika Mutia Sari (30) terlahir dalam kondisi mengenaskan. Bayi berusia 10 bulan itu lahir dalam kondisi dempet.

Orang tua memberi nama bayi itu Ahmad Rahman Al Ayyubi dan Ahmad Rahim Al Ayyubi. Anak ketiga dan keempatnya ini lahir secara caesar di RS Harapan Kita, Slipi, Jakarta Barat, pada 24 September 2018 lalu.

Mereka Bertempat tinggal di Jalan Bintara Raya IV, RT 14/9, Bintara Jaya, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Rahman dan Rahim adalah bayi kembar siam. Keduanya memiliki jantung dan hati masing-masing tapi menyatu.

“Hati sama jantungnya (menyatu). Alhamdulillah (organ lain) normal,” ujar Ika, sang bundanya.

Ika mengetahui bayinya kembar siam pada usia kehamilan 4 bulan. Saat itu RSUD Kota Bekasi merujuk Ika untuk kontrol di RS Harapan Kita, Jakarta Barat, agar penanganan kesehatan bayi lebih terjamin.

Tak lama, bayi kembar siam itu lahir secara caesar. Bobot keduanya cukup rendah saat lahir. “Timbangannya hanya 3,8 kg berdua,” ujar Ika.

Ika hanya bisa pasrah ketika mengetahui bayinya kembar siam. Namun tidak hanya itu, Ika juga harus menerima kenyataan pahit salah satu bayinya, yakni Rahim, menderita kelainan otak bawaan atau dalam istilah medis disebut dandy walker syndrome. Kondisi itu membuat bayi Rahim kurang merespons saat namanya dipanggil.

“Kelainan otak kecil, bahasa kita kelainan otak kecil yang bisa bikin perkembangan dia ini agak kurang,” ujar Ika.

Ika menyebut tidak ada perawatan khusus terhadap bayi kembar siam. Ia hanya memberi susu jenis berat badan lahir rendah. Kondisi perekonomian juga membuat Ika dan suaminya hanya bisa mengandalkan Kartu Sehat Bekasi. Beruntung, Ika tidak mengeluarkan uang sepersen pun saat proses kelahiran kedua buah hatinya itu.

Segera Dioperasi

Ika dan suaminya saat ini tengah menunggu operasi pemisahan kedua buah hatinya. Ika masih menunggu giliran di RS Harapan Kita.

“Kata dokternya kira-kira (biaya operasi) Rp 1 M,” ujar Ika.

Sejumlah uluran bantuan telah datang dari Pemkot Bekasi, Kecamatan Bekasi Barat, dan Kelurahan Bintara Jaya. Ika juga berupaya menggalang dana untuk biaya operasi melalui situs penggalangan dana.

“(Terkumpul) Rp 11 (juta),” ujar Ika.

Romi sehari-hari bekerja sebagai satpam, sementara Ika bekerja sebagai karyawati di pusat perbelanjaan. Untuk biaya operasi, mereka hanya berharap bantuan dari Pemerintah Kota Bekasi.

“Ini lagi usahain biar kita nggak bayar. Pihak RS kan nggak mau terburu-buru, kita lagi usahain pendanaannya,” ujar Ika.

Ika mengaku ikhlas menerima kondisi bayinya. Ia bersama sang suami terus berjuang untuk mendapatkan yang terbaik bagi kedua buah hatinya itu.

“Ya sudah ikhlasin saja, ya gimana, rezeki kan. Sudah jalani saja terus,” pungkas Ika. (*)