Memprihatinkan, Wawan Bersama Keluarga Huni Gubuk yang Nyaris Roboh

oleh -1687 Dilihat
oleh
Keluarga Wawan menghuni rumah reot yang nyaris ambruk di Kampung Sawah RT 001/RW 002 Desa Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. (ist)

TARUMAJAYA, BEKASIPEDIA.com – Memiliki tempat tinggal laik huni merupakan dambaan setiap keluarga. Namun, tidak seperti yang dialami oleh Wawan (38). Bapak tiga anak ini hanya mendiami gubuk yang reot nyaris roboh dengan dinding bilik bambu yang sebagiannya rusak parah di Kampung Sawah RT 001/RW 002 Desa Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Saking rusaknya dan tak memiliki biaya untuk memperbaiki, Wawan hanya menutup bagian dinding tanpa bilik itu dengan kain-kainan. Bahkan, karena banyak bagian bilik yang rusak, pintu rumahnya pun tak berkunci.

Wawan dan isterinya Sanawiyah (36) menuturkan, rumahnya sudah rusak parah sejak empat tahun silam. Dengan keadaan rumah seperti itu pasangan suami istri ini sudah tidak kaget jika ada ular masuk ke rumah meski mereka tahu hal tersebut berbahaya.

“Sudah biasa kalau ada ular, tikus masuk ke rumah. Tapi mau gimana lagi, rumahnya juga pada bolong,” ujar Wawan.

Dengan berlinang air mata pria ini mengungkapkan, saat musim penghujan di dalam rumahnya yang berlantai tanah selalu tergenang air hingga berlumpur, hal ini akibat bocor deras dari genteng yang sudah berlubang. Bahkan menurut Wawan, musim hujan merupakan saat paling menakutkan, terlebih jika disertai angin.

“Rumah saya udah doyong, semua tiangnya keropos. Saya takut banget kalau ambruk pas kita lagi tidur. Jadi setiap hujan saya gak bisa tidur jagain anak-anak,” ungkapnya.

Senada diungkap Sanawiyah, penghasilan suaminya yang berprofesi sebagai buruh serabutan begitu pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan tak jarang kekurangan. Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk makan saja ia kesulitan. Mengerti akan keadaan suaminya, Sanawiyah akhirnya membantu suami dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga tak jauh dari tempat tinggalnya.

“Gimana mau betulin rumah, suami aja kadang kerja, kadang nggak. Kalau lagi ada kerjaan jadi tukang bangunan, suami saya bisa dapat seratus ribu. Kalau lagi gak ada kerjaan paling juga mencari burung di sawah. Kalau gak dapat burungnya ya ngutang untuk beli makan,” paparnya.

Ia menambahkan, penghasilannya sebagai buruh cuci bahkan tak cukup untuk biaya sekolah ketiga anaknya. Anak pertama pasangan Wawan – Sanawiyah sudah kelas 11 (SMK). Sementara adiknya, Bunga Amelia duduk di kelas IX SMP Negeri 2 Tarumajaya. Sedangkan Si Bungsu Muhamad Fajar mengenyam kelas VII SMP Negeri 2 Tarumajaya.

Ia berharap bantuan dari Pemerintah atau pihak lainnya untuk memperbaiki rumahnya meski berdiri di atas tanah negara. Bukan hanya ingin memiliki rumah laik huni, keluarga ekonomi bawah ini tidak tersentuh oleh Program Pemerintah, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Kartu Indonesia Pintar (KIP).

“Saya mohon Pak Bupati Eka bangunin rumah saya yang udah mau ambruk, rumah saya udah sering difoto-foto tapi gak pernah ada kabarnya lagi. Saya mohon banget Pak Bupati Eka,” lirihnya seraya menyeka air mata seperti dilansir dari bekasiekspres.com, Selasa (12/11/2019). (*)