Melalui Program GATI, Pemkab Bekasi Optimalkan Peran Ayah dalam Keluarga

oleh -132 Dilihat
oleh
Kelas Gerakan Ayah Teladan Indonesia untuk ASN dan non-ASN laki-laki Pemkab Bekasi di Aula KH Noer Alie, Gedung Bupati Bekasi, Cikarang Pusat, Jumat (12/9/2025). (ist/ant)

BEKASIPEDIA.com | KABUPATEN BEKASI – Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengoptimalkan peran ayah dalam keluarga tidak hanya secara fisik melainkan juga emosional melalui program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) yang diinisiasi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendugbangga).

Hal itu disampaikan Asisten Daerah I Setda Kabupaten Bekasi Hudaya saat kegiatan kelas Gerakan Ayah Teladan Indonesia untuk ASN dan non-ASN laki-laki di Aula KH Noer Alie, Gedung Bupati Bekasi, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, baru-baru ini.

Hudaya menyoroti sosok ayah yang meskipun kerap hadir dalam keluarga namun belum optimal dari sisi emosional terhadap anak padahal tugas ayah tidak hanya berperan sebagai pencari nafkah tetapi juga menjadi pendidik, teladan, dan sahabat bagi anak-anaknya.

“Cinta ibu hadir dalam kelembutan dan perlindungan, sementara cinta ayah hadir dalam pembentukan karakter, tanggung jawab, kemandirian, rasa percaya diri, dan keberanian. Keduanya harus saling melengkapi agar lahir generasi yang tangguh dan hebat,” katanya seperti dilansir pada Minggu (14/9/2025).

Dia berharap momentum Gerakan Ayah Teladan Indonesia ini menjadi refleksi bersama bagi para aparatur sipil negara dan masyarakat untuk lebih mengoptimalkan peran ayah dalam pengasuhan.

“Mari kita jadikan peran ayah bukan hanya sebagai pencari nafkah, tetapi juga sahabat, pendidik dan teladan bagi anak. Semoga upaya ini dapat melahirkan generasi penerus yang andal dan unggul,” ucap dia.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Kemendukbangga Nopian Andusti menyoroti fenomena fatherless atau berkurangnya peran ayah dalam pengasuhan anak. Fenomena ini memiliki dampak serius terhadap tumbuh kembang anak dan remaja.

Berdasarkan data yudisia, 20,9 persen anak Indonesia tidak memiliki figur ayah yang hadir dalam pengasuhan. Sedangkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hanya 37,17 persen anak usia 0-5 tahun yang diasuh bersama oleh kedua orang tuanya.

Selain itu, hasil Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) 2024 menunjukkan bahwa 10,32 persen anak usia dini tumbuh tanpa kehadiran ayah secara fisik. “Ketahanan keluarga tidak bisa hanya dibebankan pada ibu. Ayah juga harus hadir secara seimbang dalam pengasuhan,” katanya.

Ia juga menekankan keterlibatan ayah berdampak positif terhadap kesehatan mental, perkembangan kognitif hingga rasa percaya diri anak sehingga peran mereka sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

“Anak membutuhkan ayah sebagai teladan. Kehadiran ayah yang seimbang dengan ibu akan membuat anak lebih percaya diri, memiliki karakter mandiri, bertanggung jawab dan siap menghadapi tantangan masa depan,” katanya.

Pihaknya telah meluncurkan kelas GATlink dan layanan konsultasi yang memberikan edukasi serta pendampingan kepada para ayah dan calon ayah, termasuk ASN, tentang penting keterlibatan ayah dalam pengasuhan.

“Menjadi ayah teladan bukan berarti harus sempurna. Tetapi bagaimana figur ayah benar-benar hadir, menjadi panutan, tempat anak mengadu, berdiskusi dan merasa dekat secara emosional. Itu yang diharapkan anak-anak kita,” katanya. (ist/ant)

“Dibuka Kesempatan Bergabung Menjadi Wartawan Biro Kabupaten Bekasi, Jika Berminat Silahkan WA ke 0815-1086-8686”