PONDOK MELATI, BEKASIPEDIA.com – Setelah sempat vakum selama dua tahun. Pagelaran Lebaran Betawi kembali digelar di Kota Bekasi pada Sabtu (20/8/2021) di Kampung Sawah, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Tak pelak momen tersebut tak dilewatkan oleh orang Bekasi untuk berbondong-bondok ke acara Lebaran Betawi ke-6 ini, soalnya menghadirkan pawai budaya, seni tari, pencak silat, ngarak beduk, rebut dandang, ngarak barong, kongko budaya, dan masih banyak lagi. Kegiatan tersebut berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga 23.00 WIB.
Makin serunya lagi acara tersebut menghadirkan Pede Nian Ngebanyol yang sedang digandrungi di Bekasi sebagai MC di acara tersebut.
Sementara itu Pelaksana tugas(Plt) Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto yang turut hadir mengajak warga untuk melestarikan budaya lokal yang ada di Kota Bekasi, sehingga keragaman budaya yang ada bisa dikenal secara luas oleh masyarakat.
“Mari kita bangun budaya, kita informasikan dan sebarkan kepada warga Indonesia tentang budaya yang ada di Kota Bekasi,“ kata Tri Adhianto dalam kata sambutannya.
Dikatakannya, di Kota Bekasi terdapat suku Jawa, Sunda, Betawi, Batak, Ambon, Bugis dan lainnya. Keragaman suku ini menjadi landasan Kota Bekasi untuk terus maju di dalam bingkai Kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Oleh karena itu, seluruh masyarakat di Kota Bekasi harus saling menghormati dan terus berkreasi supaya bisa lebih maju lagi, sehingga budaya Kota Bekasi bisa dikenal ke tingkat nasional hingga internasional,” ucapnya.
Pemerintah Kota, lanjut Tri Adhianto, melestarikan budaya yang ada, pihaknya konsisten terus mendorong mengadakan berbagai event budaya.
“Secara konsisten pemerintah dan berbagai unsur melestarikan budaya. Mudah-mudahan masyarakat bisa terus melestarikan budaya yang ada di Kota Bekasi,” ujarnya.
Lebaran Betawi ke-6 ini dilaksanakan oleh Komunitas Orang Bekasi (KOASI) yang mengambil tema Ngarak Bedug dan Barong Bekasi.
“Banyak kandunga filosofi dalam tradisi ngarak Barong dan Bedug bagi warga Betawi di Bekasi sebenarnya. Tapi budaya itu mulai ditinggalkan,” ungkap Aki Maja, Budayawan Bekasi yang juga jadi panitia pelaksanaan kegiatan Lebaran Betawi ke-6 tersebut.
Dikatakannya, tradisi Ngarak Bedug dan Ngarak Barong pada masyarakat Bekasi diperkirakan sudah ada sejak abad 19. Dikenal luas mulai tahun 1940an dan berlangsung hingga sekitar tahun 1980an.
Namun setelah itu tidak lagi diadakan karena sang tokoh pengkreasi Samin bin Boing, pembuat barong dan kedok semakin tua hingga pada akhirnya meninggal.
Hampir lebih dari 40 tahun tradisi itupun menghilang. Secara filosopi Ngarak Barong merupakan ritual mengusir bala agar tidak menimpa masyarakat suatu kampung.
Dahulu kala Tradisi Ngarak Barong dilakukan menjelang panen atau sehabis panen dengan tujuan megusir bala dan wabah panen padi dan hasil pertanian.
Namun seiring kemajuan peradaban dan masuknya nilai-nilai religi pada masyarakat, Tradisi Ngarak Barong mengalami pergeseran makna, yang dahulu kala sebagai pengusir bala dengan menggunakan rafalan mantra, kemudian berubah sebagai tradisi menyambut kegembiraan menjelang akhir Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.
Arak-arakan Barong dilakukan menjelang seminggu setelah lebaran. Prosesinya ada sepasang pengantin di kawal dua barong dan dibelakang dikawal empat orang penggotong cepu.
Cepu merupakan sebuah wadah penampung kue-kue dan hasil panen dihantar sepasukan jawara, barisan masyarakat kampung dengan diiringi musik tabuh bedug.
Ada juga dengan musik rekorder dari toa/speaker berkeliling kampung menuju tempat akhir sebuah lapangan.
Setiap jalan yang dilintasi, penduduk kampung keluar rumah sambil memasukan kue, buah atau penganan apapun ke dalam cepu.
Kemudian kue, hasil panen dan penganan tersebut diserahkan kepada tetua kampung/ustadz, dihampar di atas tikar, selanjutnya dibacakan doa selamat. Semua yang hadir mengaminkan.
Selesai berdoa, kue dan penganan tersebut diambil secara bebas oleh peserta dan dimakan secara bersama. Peristiwa itu dikenal dengan istilah bebaritan.
Menurutnya lebaran Betawi yang digelar oleh Koasi yang diketuai oleh Sarin Sarmadi alias Bang Ilok, bersama dirinya menggagas rekacipta Tradisi Ngarak Barong dalam even Lebaran Betawi ke 2 tahun 2016 di Halaman Masjid Agung Al Jauhar Yasfi.
Adapun tema Lebaran Betawi ke 6 tahun 2022 kembali mengusung Tradisi Ngarak Bedug dan Ngarak Barong sebagai upaya menyambut kegembiraan dan melepas kerinduan masyarakat setelah hampir dua tahun kegiatan seperti ini tertunda karena pandemik covid 19.
Aki Maja yang bertindak sebagai kreator sekaligus sutradara kegiatan tersebut menyatakan bahwa “event budaya seperti ini harus tetap dilestarikan dan dipromosi diperkenalkan bukan saja kepada masyarakat lokal dan nasional, namun harus diperkenalkan kepada dunia global internasional”. (pede)