Gubernur Jabar Dedi Mulyadi: Revitalisasi Tambak Membantu Kesejahteraan Masyarakat

oleh -541 Dilihat
oleh
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (ist)

BEKASIPEDIA| JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan program revitalisasi tambak di pantura Jawa Barat (Jabar) dapat membantu kesejahteraan masyarakat.

“Hari ini kemakmuran rakyat Jabar terbantu dengan kebijakan Presiden Prabowo yang dilaksanakan secara teknis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan melalui program revitalisasi. Mudah-mudahan Nota Kesepakatan ini menuju Jawa Barat istimewa dan Indonesia semakin maju,” ujar Dedi di Jakarta, Rabu (25/6/2025).

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyepakati kerja sama pelaksanaan program revitalisasi tambak pantai utara Jawa sekitar 20.413,25 hektare (Ha) dengan pemerintah provinsi dan pemerintah daerah di Jawa Barat. Empat daerah sasaran program revitalisasi yakni Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatangan Nota Kesepakatan tentang Sinergi Pengelolaan Kelautan dan Perikanan Berbasis Ekonomi Biru di Provinsi Jawa Barat, yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Gubernur Provinsi Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Dedi menyebut KKP di bawah Menteri Trenggono sudah banyak melakukan transformasi dan inovasi pengelolaan kelautan dan perikanan di Indonesia. Pelaksanaan program revitalisasi tambak Pantura diyakininya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membantu pemerintah daerah membangun wilayah pesisir Jabar.

“Pak Menteri sudah melakukan perubahan-perubahan yang signifikan, inovasi-inovasi dalam melakukan pengelolaan kelautan dan perikanan Indonesia,” katanya.

Komoditas yang akan dikembangkan pada program revitalisasi tambak pantura adalah nila salin. Ikan ini lebih tahan akan penyakit dan pertumbuhannya cukup cepat. Selain itu, peluang pasar domestik dan ekspor ikan tilapia sangat besar.

Lewat program revitalisasi tersebut, KKP menargetkan peningkatan produktivitas tambak budidaya menjadi 144 ton/Ha/tahun dari sebelumnya 0,6 ton/Ha/tahun. Volume produksinya diperkirakan mencapai 1,18 juta ton dengan nilai produksi Rp30,65 triliun. Program ini pun diperkirakan menciptakan peluang pekerjaan bagi 119.100 masyarakat hulu dan hilir. (ist/ant)