BPBD Kabupaten Bekasi Maksimalkan Penanganan Warga Terdampak Puting Beliung di Setu

oleh -94 Dilihat
oleh
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi. (ist)

BEKASIPEDIA.com | KABUPATEN BEKASI – Udara sore di Desa Tamansari, Kecamatan Setu, berubah drastis pada Selasa (2/12/2025). Hujan deras yang awalnya tampak biasa, mendadak berubah menjadi angin kencang yang berputar membentuk pusaran.

Dalam hitungan menit, atap rumah warga beterbangan dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan.

Kini, sehari setelah kejadian, jejak bencana masih terlihat jelas—atap rumah yang tersisa hanya rangka baja, genteng yang berserakan di jalan, serta warga yang bahu-membahu membersihkan puing bangunan.

Di tengah situasi itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi bergerak cepat. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, mengatakan tim langsung turun ke lokasi untuk melakukan asesmen dan menyalurkan bantuan darurat.

“Bantuan bersifat darurat untuk meringankan beban warga sebelum ada penanganan lanjutan terkait perbaikan rumah terdampak,” ujar Dodi, Rabu (3/12/2025).

Bantuan yang diberikan mencakup air mineral, bahan pangan pokok, terpal, matras, hingga alat kebersihan. Semua kebutuhan tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Bekasi 2025.

Selain BPBD, aparat kecamatan dan desa, babinsa, bimaspol hingga perangkat RT/RW tampak bergabung membantu warga.

Mereka membersihkan reruntuhan bangunan dan memasang penutup atap sementara untuk mencegah kerusakan lebih parah jika hujan kembali turun.

Puluhan Rumah Rusak, Sejumlah Warga Mengungsi

Dodi menyebut hujan deras disertai angin kencang berlangsung selama empat jam, mulai pukul 13.30 hingga 17.30 WIB. Fenomena itu memicu puting beliung yang menghantam pemukiman warga.

Hasil kaji cepat mencatat 28 rumah terdampak, terdiri dari 16 rumah rusak sedang dan 12 rusak berat. “Beberapa atap rumah berterbangan dan sebagian dinding warga mengalami retakan. Kondisi ini membuat sejumlah rumah tidak layak huni sehingga warga terpaksa mengungsi,” jelasnya.

Total ada 112 jiwa dari 28 kepala keluarga yang terdampak. Sebanyak 48 orang dari 12 KK terpaksa mengungsi ke rumah kerabat atau keluarga terdekat karena rumah mereka tidak lagi aman.

Untuk sementara, BPBD dan warga sepakat tidak mendirikan posko pengungsian, mengingat alternatif hunian sementara tersedia.

Bangunan Tower Jadi Perhatian Khusus

Di lokasi yang sama, sebuah menara telekomunikasi sempat mengundang kekhawatiran. Angin kencang membuat struktur tower tersebut miring dan berpotensi tumbang.

“Tower tersebut tidak menimpa rumah warga dan berhasil dievakuasi dengan aman,” kata Dodi.

Waspada Cuaca Ekstrem

Meski kerusakan tidak menyentuh fasilitas publik seperti sekolah maupun pemerintahan, BPBD tetap melakukan pengecekan lanjutan untuk memastikan keamanan lingkungan.

Dodi mengimbau masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan seiring potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan.

“Kesiapsiagaan warga sangat penting untuk meminimalkan risiko keselamatan,” tegasnya.

Di Desa Tamansari, gotong royong menjadi obat pertama sebelum bantuan penuh datang. Di antara tumpukan puing, warga bersama pemerintah bergerak cepat, membuktikan bahwa pemulihan pascabencana bukan hanya soal material—tetapi juga tentang solidaritas. (pede/ist)

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp BEKASIPEDIA agar tak ketinggalan update berita menarik setiap hari.