Antara Materi Jurnalistik dan Sikap Tertutup di Balik Workshop Pramuka Bekasi

oleh -462 Dilihat
oleh
Kominfo Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Bekasi menggelar Workshop Jurnalistik & Multimedia pada Sabtu (13/12/2025) di Gedung PGRI Kota Bekasi, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat. (foto: jek)

BEKASIPEDIA.com | KOTA BEKASI – Gedung PGRI Kota Bekasi, Sabtu (13/12/2025), dipenuhi semangat para peserta Workshop Jurnalistik & Multimedia yang digelar oleh Kominfo Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Bekasi. Sejak pagi, perwakilan anggota Pramuka dari berbagai unsur tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang mengupas dunia jurnalistik, fotografi, videografi, hingga produksi konten digital.

Di dalam ruangan, materi disampaikan dengan tertib dan sistematis. Peserta menyimak pemaparan tentang etika media, teknik peliputan, serta peran strategis media dalam menyampaikan informasi yang edukatif dan bertanggung jawab.

Beberapa peserta bahkan mengaku kegiatan ini memberi perspektif baru tentang pentingnya literasi media di era digital. Namun, di balik kelancaran agenda workshop tersebut, terdapat cerita lain yang luput dari sorotan utama.

Sejak awal kegiatan berlangsung, awak media dari liputanbhagasasi.com dan bekasipedia.com yang hadir di lokasi berupaya melakukan konfirmasi dan wawancara singkat untuk melengkapi pemberitaan. Sayangnya, upaya tersebut tak berjalan mulus.

Pihak panitia pelaksana dinilai enggan memberikan keterangan langsung terkait kegiatan yang justru mengusung tema jurnalistik dan multimedia.

Situasi tersebut makin terasa ketika Ketua PGRI Kota Bekasi, H. Supyanto, yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana workshop, ditemui awak media. Alih-alih membuka ruang dialog, ia menolak diwawancarai dengan alasan memiliki agenda lain.

“Mau ngapain? Oohh, saya ada kegiatan lain,” ujarnya singkat sebelum berlalu meninggalkan lokasi.

Kondisi serupa juga dialami saat awak media mencoba meminta tanggapan dari para narasumber. Sejumlah pemateri terlihat langsung meninggalkan tempat usai menyampaikan materi tanpa memberikan kesempatan wawancara.

Sikap tersebut disayangkan oleh Bang Pede, influencer Bekasi sekaligus wartawan senior. Menurutnya, ketertutupan tersebut bertolak belakang dengan nilai-nilai yang disampaikan dalam workshop.

“Kegiatan ini berbicara tentang jurnalistik dan multimedia, yang esensinya adalah keterbukaan informasi dan komunikasi publik. Tapi ketika media ingin mewawancarai, justru dihindari. Ini menimbulkan pertanyaan dan kecurigaan,” ujarnya.

Di sisi lain, para peserta tetap merasakan manfaat dari kegiatan tersebut. Beberapa di antaranya mengaku mendapat bekal pengetahuan baru yang relevan dengan kebutuhan publikasi kegiatan kepramukaan dan organisasi.

Mereka berharap ke depan, kegiatan serupa tak hanya fokus pada transfer materi, tetapi juga memberi contoh nyata tentang praktik komunikasi yang terbuka dan kolaboratif, termasuk dengan melibatkan media sebagai bagian dari ekosistem literasi informasi.

Hingga berita ini diturunkan, pihak panitia pelaksana maupun narasumber Workshop Jurnalistik & Multimedia belum memberikan pernyataan resmi terkait tidak adanya sesi wawancara dengan awak media. Meski demikian, media tetap membuka ruang klarifikasi sebagai wujud komitmen terhadap prinsip keberimbangan dan etika jurnalistik. (jek)

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp BEKASIPEDIA agar tak ketinggalan update berita menarik setiap hari.