Aksi Tari Massal di Pantai Sunrise: Harmoni Seni, Alam, dan Wisata Budaya

oleh -687 Dilihat
oleh
Ratusan penari mengikuti kegiatan Tari Massal di Pantai Sunrise. (bj/ist)

BEKASIPEDIA.com | JAKARTA – Mentari pagi baru saja muncul di ufuk timur ketika alunan musik tradisional mulai terdengar di bibir Pantai Sunrise, Pulau Pramuka. Suara gamelan, tabuhan kendang, dan langkah kaki ratusan penari seolah menyatu dengan debur ombak dan hembusan angin laut yang hangat.

Pada Sabtu pagi (6/12/2025) itu, sekitar 500 penari dari berbagai sanggar seni di Jakarta berkumpul dalam satu panggung alami: hamparan pasir putih di pesisir Kepulauan Seribu Utara.

Dengan kostum warna-warni dan gerakan serempak, mereka menampilkan pertunjukan tari tradisional massal yang menjadi magnet perhatian warga dan wisatawan.

Kepala Suku Dinas Kebudayaan Kepulauan Seribu, Harry Dwirendra, menyebut kegiatan ini bukan sekadar pergelaran seni, tetapi bagian dari pembinaan budaya yang berlangsung sepanjang tahun.

“Alhamdulillah, hari ini kita bisa berkumpul memeriahkan pergelaran tari di Kepulauan Seribu. Ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus bentuk nyata pelestarian budaya daerah,” ujarnya seperti dilansir pada Minggu (7/12/2025).

Dari Kepulauan Seribu sendiri, enam sanggar seni menjadi perwakilan setiap kelurahan. Mereka tampil bersama penari dari sanggar-sanggar di Jakarta Utara, Pusat, Timur, Selatan, hingga Jakarta Barat.

Kolaborasi ini menghadirkan ragam tarian daerah dengan karakter berbeda, namun tetap harmonis dalam satu gerakan.

Camat Kepulauan Seribu Utara, Yulihardi, melihat kegiatan ini sebagai momentum penting dalam memperkenalkan identitas Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata budaya, bukan hanya wisata alam.

“Dengan kemasan seperti ini, wisata tidak hanya soal alam, tetapi juga budaya. Ini menjadi nilai tambah bagi Pulau Pramuka sebagai destinasi unggulan,” katanya.

Menurutnya, ruang terbuka seperti pantai justru memberi pengalaman visual dan emosional yang lebih kuat bagi peserta maupun penonton.

Bagi para peserta, pengalaman tampil di tengah lanskap bahari menjadi momen yang sulit dilupakan. Nadia Salsabila (20), penari dari Jakarta Timur, mengaku antusias mengikuti kegiatan ini.

“Selain tampil, kami bisa melihat langsung potensi wisata di sini. Semoga kegiatan ini bisa rutin digelar dan semakin banyak kolaborasi seni di Kepulauan Seribu,” tuturnya.

Baginya, tampil bersama ratusan penari lain di tepi laut memberi sensasi berbeda sekaligus membuka ruang pertemanan baru antar komunitas seni.

Saat hari beranjak siang dan penampilan grup terakhir selesai, tepuk tangan penonton memecah keheningan. Kegiatan ini bukan sekadar rangkaian tarian, melainkan gambaran bahwa budaya dapat tumbuh subur ketika diberi ruang, dukungan, dan kesempatan.

Di bawah langit Kepulauan Seribu, seni tari kembali menemukan panggungnya—menjadi jembatan antara tradisi dan masa depan, sekaligus daya tarik baru bagi wisata budaya di Jakarta. (bj/pede)

Bagi Anda yang sedang merencanakan Liburan, Perusahaan Gathering, Family Gathering, Wisata dan membutuhkan vendor Tour & Travel, Bisa Hubungi Bang Pede Tour & Travel di Telp/WhatsApp: 0822-4974-0969.