Sejumlah Ortu ‘Serbu’ Disdik Bekasi, Protes soal Jarak Zonasi PPDB

oleh -1290 Dilihat
oleh
Sejumlah orang tua murid mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi. Mereka memprotes soal jarak sekolah pada sistem zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB). (ist)

BEKASI TIMUR, BEKASIPEDIA.com – Sejumlah orang tua murid mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi. Mereka memprotes soal jarak sekolah pada sistem zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB).

Salah satunya Asmaro, yang mempersoalkan jarak sekolah ke rumahnya menjadi jauh dengan adanya zonasi tersebut. Wanita yang tinggal di Jatibening, Bekasi, itu mendaftarkan anaknya ke SMPN 45 Kota Bekasi, yang berjarak 500 meter dari rumahnya.

“Jaraknya jadi jauh. Jarak aslinya dari rumah ke sekolah cuma 500 meter, (pada sistem) jaraknya sampai 2,4 km,” ujar Asmaro seperti dilansir Jumat (5/7/2019).

Asmaro mengaku telah mengukur jarak melalui aplikasi Google Maps. Karena kesalahan jarak itu, anaknya terlempar dari persaingan zonasi di SMPN 45 Kota Bekasi.

Kesalahan data jarak rumah juga dialami oleh Sutarno. Anaknya terancam tidak bisa bersaing zonasi di SMPN 9 Kota Bekasi.

“Saya cek jaraknya harusnya 500-an meter, tapi di situnya 1.027 (meter),” komplain Sutarno.

Orang tua murid lainnya, Naskan, mengatakan kesalahan jarak pada sistem PPDB mencapai 1,4 km. Padahal rumah Naskan ke sekolah yang jadi pilihan anaknya kurang dari 1 kilometer.

“Harusnya kan 300 meter (jarak rumah ke sekolah). Di sistemnya ditulisnya 1.700 (1,7 km). Nggak terlempar sih, belum, cuma pihak sekolah menyuruh kita ke Disdik ini untuk memperbaiki radiusnya. Kita malah ditelepon pihak sekolah, dia bilang kalau memang tidak puas, perbaiki radiusnya ke Dinas Pendidikan,” ujar Naskan.

Terpantau puluhan orang memadati kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jalan Lapangan Bekasi Tengah Nomor 2, Margahayu, Kota Bekasi. Mereka membawa map berisi berkas pendaftaran.

Lima petugas Disdik Kota Bekasi bergantian melayani keluhan-keluhan para orang tua murid. Seorang petugas memanggil satu per satu nama siswa yang memiliki keluhan melalui pengeras suara. Situasi terpantau kondusif. (*)