Busyet! Ngurus KIA Dipungli di SDN Babelan Kota 01, DPRD Kabupaten Bekasi Kecam

oleh -67 Dilihat
oleh
il

BABELAN, bekasipedia.com – Anggota DPRD Kabupaten Bekasi dari daerah pemilihan (dapil) IV, Suriyat mengecam keras pungutan liar (pungli) pembuatan Kartu Identitas Anak yang diduga terjadi di SDN Babelan Kota 01, Rabu (13/3/2019) kemarin.

Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan bahwa pembuatan KIA gratis dan tidak dipungut biaya dengan alasan apapun. “Jumlah yang sangat fantastis pungutan hingga Rp 150 ribu dikalikan ratusan siswa. Padahal sudah jelas tidak boleh ada pungutan. Apalagi KIA ini adalah program pemerintah dan seharusnya ASN saling membantu dalam program ini,” ujar Suriyat saat dilansir Kamis (14/3/2019).

“Sebenarnya dalam hal ini bukan ranahnya saya karena ini merupakan bidangnya Komisi IV,” jelasnya. Namun Suriyat mengatakan bahwa ia angkat bicara karena hal ini terjadi di dapilnya.

“Nanti saya akan sampaikan kepada teman-teman di Komisi IV agar oknum yang mengutip biaya pembuatan KIA segera dipanggil,” ujar Dewan Komisi III ini.

Untuk diketahui, sebelumnya program Kartu Indentitas Anak (KIA) di Kabupaten Bekasi rupanya masih menuai keluhan. Menurut masyarakat, pembuatan KIA kurang sosialisasi hingga menimbulkan kebingungan.

Masyarakat semakin dibingungkan dengan adanya dugaan pungutan biaya pembuatan KIA. Hal ini diungkapkan IW (inisial-red) orangtua murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Babelan Kota 01 yang mengaku dipungut biaya pembuatan KIA sebesar Rp. 150 ribu.

“Bayarnya Rp. 150 ribu dikolektif sama Wali Kelas masing-masing,” keluh IW dari portal berita lokal.

Menurut IW, biaya KIA sangat memberatkan, terlebih pekerjaan suaminya hanya buruh serabutan.

“Harusnya pemerintah berikan kita penjelasan sejelas-jelasnya. Kalau bikin KIA di Pemda kan jauh banget. Berarti kalau suami saya ke Pemda gak bisa kerja dong, terus makan darimana kalau gak kerja,” cetusnya.

Sementara, saat wartawan datang ke sekolah tersebut untuk konfirmasi dan sudah mengisi buku tamu. Tetapi, Security SDN Babelan Kota 01, Sariwanto yang menerima kedatangan wartawan mengatakan bahwa Kepala Sekolah sedang tidak ada.

“Kalau menurut guru yang biasa komunikasi sama beliau (Kepala Sekolah-red) sedang ke Pemda,” singkat Sariwanto. (*)